Sempat Tewaskan Lebih dari 500 Kuda, Beginilah Riwayat Trem di Batavia Zaman Belanda

19 Februari 2022, 14:54 WIB
Begini gambaran trem kuda di zaman Belanda/ /indearchipel.com

ZONABANTEN.com – Trem merupakan salah satu transportasi angkutan massal yang pernah hidup di beberapa kota besar, seperti Batavia dan Surabaya.

Namun, riwayat trem pada akhirnya harus terhenti karena beberapa alasan.

Trem pertama kali hadir di kota Batavia, yakni sebutan awal kota Jakarta pada 1869.

Wujud fisik trem berupa satu set yang terdiri dari dua gerbong berisikan penumpang yang melintasi rel, walau awalnya trem juga sempat mengandalkan tenaga kuda.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini, 19 Februari: Fidel Castro, Thomas Alva Edison, Franklin D. Roosevelt, dan Iwo Jima

Pernah dengar istilah ‘kuda gigit besi’? Nah, istilah ini diambil dari besi yang dipasang secara melintang pada mulut kuda. Dan kedua ujungnya di hubungkan dengan tali kekang.

Trem ternyata sempat memiliki sejarah kelam semasa masih melintasi bumi Hindia Belanda. Berikut kisahnya.

A. Jejak Awal Trem di Hindia Belanda

Pemerintah Hindia Belanda memberikan kewenangan kepada beberapa perusahaan untuk membangun dan mengoperasikan trem pada 6 Desember 1867.

Salah satu perusahaan yang diberikan kewenangan saat itu adalah Perusahaan Dummler & Co. yang lebih terkenal dengan sebutan Bataviasche Tramweg Maatshappij (BTM).

Baca Juga: Perdana Menteri Belanda Meminta Maaf atas Peran Negara dalam Pelanggaran Perang di Indonesia Tahun 1940-an

Lalu, perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Tramweg Maatschappij (NITM).

Perusahaan ini diberi restu oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk membangun dan mengoperasikan trem di Batavia sebagai penghubung Kota Tua dengan Meester Cornelis yang sekarang dikenal sebagai Jatinegara.

Hal yang sama juga diberlakukan di Semarang, Surabaya, Solo, Cirebon, dan Deli Sumatra Timur.

B. Ratusan Kuda Dikerahkan Hingga Pingsan dan Meninggal

Awalnya, trem yang berisikan 40 orang penumpang tersebut ditarik oleh 4 ekor kuda.

Baca Juga: Apakah Putri Duyung Sebetulnya Nyata? Ini Sejumlah Cerita Penampakan dan Penjelasannya!

Trem kuda tersebut mulai digunakan pada 20 April 1869. Perjalanan pertama berlangsung sangat meriah.

Saat itu, rute trem kuda di Batavia pertama kali dibuka di sepanjang kanal Molenvliet hingga Harmonie. Rute tersebut memiliki panjang sekitar 4,5 kilometer.

Namun seiring berjalannya waktu, hal yang miris pun terjadi.

Karena kelelahan yang berkepanjangan akibat mengangkut puluhan orang dalam sekali tarik, kuda-kuda yang malang tersebut banyak yang pingsan, bahkan mati.

Dilaporkan oleh SA Reitsma dalam “Over de Bataviasche Stadstram,” Tropisch Nederland, 27 November 1993, sebanyak 545 kuda mati pada 1872.

Tak hanya itu, kuda-kuda penarik trem tersebut juga mengotori sepanjang perlintasan trem karena buang air sembarangan.

Dengan mempertimbangkan hal di atas, akhirnya pemerintah mengganti trem bertenaga kuda tersebut dengan trem uap.

C. Trem Bertenaga Uap yang Sering Mogok

Tampak trem uap sedang beroperasi di Batavia dw.com
 Ketika trem uap beroperasi, jam operasional menjadi lebih lama, yaitu dari jam 06.00 – 19.00.

Dutch East Indian Steamtram Company yang menjadi perpanjangan tangan dari NITM pun menambah lintasan baru, yakni rute Harmonie – Tanah Abang.

Naasnya, kecelakaan malah lebih banyak terjadi akibat kehabisan uap sehingga sering mogok di tengah jalan. Saat itu, kereta uap masih mengadopsi sistem lama.

Akhirnya, lokomotif dengan sistem uap terbaru pun menggantikan trem uap sistem lama.

Trem uap tetap beroperasi beriringan dengan trem listrik kerahan Batavia Electrische Tram Maatschappij (BETM) pada 1899.

Tetapi, trem listrik kemudian dihentikan karena tidak begitu menguntungkan

Baca Juga: Tes Kepribadian: Hanya Orang yang Detail yang Dapat Menemukan 6 Orang di Foto Ini

D. Trem Listrik Jadi Sarana Penyampaian Pesan Kemerdekaan

Trem listrik akhirnya berujung menjadi pengganti trem uap. Trem listrik kembali dioperasikan dan diambil alih oleh Staad Spoorwagen pada 1934.

Masinis trem listrik saat itu dituntut untuk tepat waktu sehingga trem listrik dilajukan sekencang mungkin. Bila tidak tepat waktu, masinis akan kena potong gaji.

Ketika trem listrik menjelajah di tengah masyarakat, diberlakukannya aturan yang menimbulkan kesenjangan sosial antara pengguna asal pribumi dengan yang lainnya.

Kaum bumiputera (pribumi) hanya boleh naik trem golongan kelas dua yang ditempatkan pada gerbong khusus bersekat.

Tetapi, pada zaman penjajahan Jepang, para pemuda mengambil alih trem dan menghapus aturan trem yang mendiskriminasi para penggunanya.

Hingga suatu ketika, trem menjadi sarana bagi para pemuda untuk memperjuangkan dan menyampaikan pesan kemerdekaan ke segala penjuru daerah.

Baca Juga: 19 Februari 2022, Peringatan Hari Kohanudnas, Begini Sejarahnya

E. Trem Akhirnya Dihapus Soekarno

Trem masih sempat berkeliaran pada 1950 di bawah pengelolaan Djawatan Kereta Api.

Trem menjadi populer di kalangan masyarakat karena murah dan tak perlu bergonta-ganti angkutan. Akibatnya, trem selalu penuh sesak.

Trem juga sering mengalami mogok karena pasokan listrik yang tidak lancar.

Pada akhirnya, Ir.Soekarno pun menghapus trem lantaran trem yang beroperasi tidak mencerminkan citra kota modern. Menurut beliau, trem seharusnya berada di bawah tanah.

Trem di Jakarta akhirnya resmi dihapus pada 1962, disusul kota besar lainnya. ***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Bobo historia.com informasikeretacom

Tags

Terkini

Terpopuler