Mengenal Rukyatul Hilal, Metode Penentu Awal Puasa yang Dipakai oleh NU Beserta Alasan Penggunaannya

- 3 Maret 2024, 10:10 WIB
Pengertian rukyatul hilal metode observasi yang digunakan untuk menentukan awal bulan hijriah
Pengertian rukyatul hilal metode observasi yang digunakan untuk menentukan awal bulan hijriah /Pixabay

Kriteria Munculnya Hilal

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar bulan sabit dianggap terlihat dan valid untuk menandai awal bulan baru:

1. Jarak Sudut

Bulan sabit harus memiliki sudut miring tertentu dari ufuk setelah matahari terbenam. Standar ini bervariasi tergantung pada tradisi dan pandangan ulama yang berbeda.

Baca Juga: Menjelang Ramadhan 1445 H, Kemenag Akan Lakukan Pemantauan Hilal pada 10 Maret 2024

2. Keterlihatan

Bulan sabit harus cukup terang dan jelas terlihat di langit. Kondisi cuaca dan atmosfer dapat mempengaruhi keterlihatannya.

3. Kebenaran Pengamatan

Observasi harus dilakukan dengan hati-hati dan akurat oleh individu yang terlatih. Kesalahan dalam pengamatan dapat mengakibatkan kesalahan dalam menentukan awal bulan baru.

Mengapa NU Menggunakan Metode Rukyatul Hilal dalam Menentukan Awal Puasa?

Nahdlatul Ulama (NU), sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, menggunakan metode Rukyatul Hilal dalam penentuan awal bulan Hijriah dengan beberapa alasan yang meliputi:

1. Konservasi Tradisi Islam

Halaman:

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: jabar.nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x