Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al-Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir (majelis ilmu).
Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka.
Adapun “ar-ruh” ada pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah malaikat Jibril” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim 8/444, Darul Thayyibah, 1420 H, Syamilah).
Baca Juga: Bacaan Niat Berpuasa Lengkap dengan Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
Terkadang malam Lailatul Qadar bisa dirasakan dan dilihat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz pernah ditanya dengan pertanyaan sebagai berikut:
“apakah lailatul qadar bisa dilihat oleh mata manusia? Karena sebagian orang mengatakan jika mampu manusia melihat lailatul qadar maka ia akan melihat cahaya di langit.
Bagaimana Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat melihatnya? Bagaimana seseorang bisa tahu bahwa ia melihat malam lailatul qadar?
Apakah ia tetap mendapat pahala jika pada malam itu ia tidak melihatnya? Kami memohon penjelasan bersama dalilnya”.
Beliau menjawab, “malam lailatul qadar bisa dilihat dengan mata bagi mereka yang mendapat taufik dari Allah Subhanahu, dengan melihat tanda-tandanya.
Para sahabat radhiallahu ‘anhum melihat dengan tanda-tandanya. Akan tetapi tidak melihatnya tidak menjadi penghalang mendapatkan pahala bagi mereka yang beribadah karena beriman dan mengharap pahala.