Semua orang kini berani memusuhi Rasulullah saw. secara terang-terangan.
Baca Juga: 7 Tanda Peringatan Putin untuk Dunia Sebelum Invasi Rusia Terhadap Ukraina
Dengan menganalisis Tahun Kesedihan inilah banyak yang mewacanakan kesimpulan bahwa Allah swt.meng-Isra-kan Rasulullah saw.untuk menghibur, menyenangkan, serta menggembirakan hati bleiau agar duka yang bersemayam dalam hati segera sirna.
Kesimpulan semacam ini banyak diwacanakan ulama-ulama kontemporer, seperti Syekh Tantawi Ahmad Umar, Dr. Mustafa Ahmad Rifa’i, dan yang lainnya.
Namun rumusan dari sebagian ulama kontemporer tersebut perlu ditelaah kembali. Isra Mikraj ternyata tak memiliki relevansi dengan Tahun Kesedihan.
Memang, dengan perspektif psikologis, cukup dimaklumi atas alasan tersebut.
Namun yang perlu digarisbawahi di sini Tahun Kesedihan sewajarnya tak lebih dari sekedar unsur yang menyertai peristiwa Isra Mikraj, bukan sebagai esensi paling utama.
Baca Juga: Memperingati Isra Miraj, Berikut 10 Ide Ucapan yang Bisa Dibagikan ke Sesama Muslim
Memperlihatkan Kekuasaan Allah
Esensi paling utama dalam perjalanan Isra Mi’raj ialah apa yang telah ditegaskan sendiri oleh Allah swt. satu ayat pembuka dalam al-Qur’an: