Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 7 Kali Dipenjara Karena Tuduhan Palsu dan Kedengkian

- 13 Desember 2020, 10:26 WIB
Ilustrasi penjara.
Ilustrasi penjara. //Pixabay/Ichigo121212

ZONABANTEN.com - Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sering kali merasakan sempitnya ruangan di balik jeruji besi tahanan.

Selama hidupnya Ibnu Taimiyah pernah 7 kali dipenjara.

Bukan karena kejahatan yang dilakukannya, namun diduga lebih karena tuduhan palsu dan kedengkian atas dirinya.

Ulama besar asal Harran, Turki ini lahir pada 10 Rabiul Awwal 661 H (22 Januari 1263 M) dan wafat tanggal 22 Dzulqadah 728 H (26 September 1328)

Baca Juga: BPKAD Banten Akan Lelang 58 Kendaraan Dinas Senin 14 Desember 2020 , Cek di www.lelang.go.id

Orang yang dipenjara ternyata tidak melulu identik dengan pelaku kejahatan.

Nabi Yusuf Alaihissalam merupakan sosok yang diabadikan Allah dalam Al-Qur’an sebagai insan mulia, akan tetapi dipenjara bukan karena kesalahan yang dibuatnya.

Bukan bermaksud menyamakan, namun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga harus menerima ujian dengan dijebloskan ke dalam penjara.

Ibnu Taimiyah bahkan pernah dipenjara sebanyak tujuh kali, dengan total waktu hingga mencapai lima tahun.

Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika 13 Desember 2020: Rupiah Ganas, Dolar Lemas

Dirinya dipenjara karena tuduhan palsu yang dibuat-buat karena kedengkian, fitnah, juga kebencian tanpa alasan.

namun pengalamannya di dalam penjara justru mewariskan banyak keajaiban.

Berada dalam pengasingan, Ibnu Taimiyah ternyata malah meninggalkan banyak pengaruh dan tulisan yang mengabadikan namanya.

Baca Juga: Usai Ditahan Polda Metro Jaya, Habib Rizieq: Saya Tidak Pernah Lari, Apalagi Sembunyi

Tercatat, ibnu Taimiyah pertama kali dipenjara di Damaskus, Suriah pada tahun 693 H.

Kejadian berawal ketika seorang Nasrani "Assaf" yang menghina Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan disaksikan kaum muslimin.

Ketika berita tersebut sampai kepada Ibnu Taimiyah, ia pun segera menemui Zainuddin Al-Fariqi, guru di Darul Hadits pada masanya.

Keduanya sepakat untuk mengangkat persoalan itu kepada pejabat pemerintah di Damaskus, Izzuddin Ubaik.

Baca Juga: Setelah Sekian Tahun Bungkam, Kak Seto Ungkap Rahasia, Netizen: Akhirnya Indonesia Bisa Tenang

Assaf akhirnya didatangkan bersama kuasa hukumnya sekaligus yang menyewa dirinya untuk menghina Nabi Muhammad SAW.

Namun, karena kalah dalam persidangan, Ibnu Taimiyah dan Syaikh Zainuddin justru mendapatkan hukuman.

Assaf kemudian mengaku-aku telah masuk ke dalam Agama Islam. namun dalam perjalanannya ke Hijaz, ia dibunuh oleh keponakannya sendiri.

Dalam peristiwa ini, Ibnu Taimiyah menulis sebuah buku "Ash-Sharimul Maslul ala Syatimir Rasul (Pedang Terhunus atas Penghina Rasul SAW)".

Baca Juga: TERBARU, Harga Emas Antam di Pegadaian, 13 Desember 2020: Belum Panas, Emas Masih Lemas

Kitab ini menjadi rujukan setiap umat muslim bagaimana bertindak bila mendapati orang yang menghina para nabi dan utusan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala.

Ibnu Taimiyah merasakan penjaranya yang kedua saat di Kairo pada bulan Ramadhan tahun 705 H.

Ia dipenjara kurang lebih selama satu setengah tahun.

Pada awalnya ia ditempatkan di penjara Burj, dan kemudian dipindahkan ke penjara Qal’atul Jabal.

Baca Juga: Anda Pasti Belum Tahu, Tanaman Hias Keladi Dapat Dijadikan Sebagai Obat Pereda Bengkak, Ini Caranya

Ibnu Taimiyah dipenjara bersama dengan Abdullah, Abdurrahman, dan muridnya Ibrahim Al-Ghayani.

Penyebabnya adalah persoalan tauhid asma’ wa sifat, yaitu tentang Arsy, Kalam, dan Nuzul (turunnya Allah).

Ibnu Taimiyah menunjukkan sikap heroik dan kejujuran dalam memenang keyakinan tentang Allah yang mengisi jiwa dengan iman dan kesungguhan untuk beramal.

Baca Juga: Selain Konjungsi Bulan dan Venus, Fenomena Langka Hujan Meteor juga akan Terjadi, ini Waktunya

ketika ia dikeluarkan dari penjara, saudaranya Abdullah, menyebut orang-orang yang memenjarakannya sebagai orang yang zalim dan suka permusuhan.

Namun, Ibnu Taimiyah tidak menyukai itu dan mengatakan kepadanya, “Katakanlah: Ya Allah, berilah mereka cahaya yang menuntun ke jalan kebenaran.”

Anda juga bisa melanjutkan membaca kisah Ibnu Taimiyah dalam artikel "Ibnu Taimiyah 7 Kali Dipenjara, namun Ideologinya Tak Pernah Terpenjara, Bag 2".

Setelahnya Ibnu Taimiyah kembali dipenjara untuk ketiga kalinya, kali ini ia dipenjara di Mesir.

Di dalam penjara yang ketiga kalinya Ibnu Taimiyyah ditahan selama dua pekan, mulai dari 3 Syawal hingga 18 Syawal 707 H.

Penyebabnya karena ia menulis sebuah buku tentang istighatsah yang dikenal dengan bantahan atas pemikiran para pengikut Abu Bakar Al-Arabi yang merupakan tokoh sufi.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: An-najah.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah