ZONABANTEN.com - Komunitas Kristen di Gaza lakukan baptis massal pada anak-anak, ditengah serangan Israel yang tanpa henti.
Serangan Israel yang bertubi-tubi sejak 7 Oktober 2023, setidaknya telah membunuh 8.500 orang Gaza, yang mana 3.500 diantaranya adalah anak-anak.
Tak hanya kalangan Muslim, komunitas Kristen yang sangat jarang terekspos ini juga ikut menjadi sasaran kekejaman militer Israel.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Seluruh ASN Pemkab Tangerang Diminta Jaga Sikap dan Netralitas
Sejak perang dimulai, setidaknya telah ada 3 gereja yang hancur akibat serangan Israel, yang mana salah satunya adalah Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius yang bersejarah.
Kondisi ini telah meningkatkan rasa kekhawatiran di kalangan para orang tua kristen akan anak-anak mereka, yang mungkin akan tewas sebelum mereka dibabtis.
Pendeta Lutheran Injili Munther Isaac yang berbasis di Tepi Barat, Palestina, menyebutkan bahwa ini semacam penerimaan “kematian yang tak terhindarkan”.
Baca Juga: Pemeliharaan Berkala, PLN ICON Plus Bongkar Kabel Semrawut di Jakarta
"Kami awalnya datang ke gereja karena kami berpikir bahwa mati bersama orang-orang yang dekat dengan kami adalah bentuk belas kasihan. Kami diminta untuk pergi ke selatan, tetapi kami adalah komunitas kecil yang terdiri dari 900 orang, dan kami tidak tahu ke mana harus pergi di selatan," kata Fadi, seorang warga Kristen dengan nama samaran, berbicara kepada jurnalis The New Arab.