ZONABANTEN.com - Aksi penyerangan yang dilakukan oleh paramiliter dan tentara di Sudan, Afrika Utara, merenggut banyak korban
Hal itu terjadi akibat adanya perebutan kekuasan antara kelompok paramiliter dan tentara. Perebutan tersebut dilandasi oleh terhentinya proses pemilihan umum di negara tersebut setelah kudeta militer.
Tentara menolak pernyataan dari RSF (Rostered Staff Factor) yang menjelaskan bahwa kelompok paramiliter telah merebut Istana Kepresidenan, kediaman Panglima Angkatan Darat, Bandara Khartoum, dan Kota Merowe.
Akibat hal tersebut, timbul aksi penyerangan yang terjadi di berbagai tempat, termasuk di kantor pusat stasiun TV miliki negara.
Baca Juga: 500 Hari Hidup di Dalam Gua Tanpa Interaksi Manusia, Atlet Asal Spanyol Ini Pecahkan Rekor Dunia
Disela aksi penyerangan, tentara menjelaskan bahwa Angkatan Udara Sudan sedang menggelar operasi pemberantasan RSF.
Seluruh aksi penyerangan tersebut membuat asap mengepul di berbagai distrik dan terjadi beberapa kerusakan akibat penembakan. Hal ini disaksikan oleh seluruh warga sekitar.
Kepala Angkatan Darat Jenderal Abdel Fattah Al Burhan menjelaskan bahwa RSF harus mundur.
“Menurut kami, jika mereka bijaksana, mereka akan menarik pasukan mereka yang masuk ke Khortaum. Tetapi jika ini terus berlanjut, kami harus mengerahkan pasukan ke Khortaum dari daerah lain,” ujarnya.
Baca Juga: Fakta Menarik Black Day, Perayaan Unik untuk Seluruh Jomblo di Korea Selatan