Tim Astronom Ungkap Fenomena di Balik Supermassive Black Hole

- 24 Juni 2020, 15:22 WIB
Ilustrasi Black Hole
Ilustrasi Black Hole //PIXABAY - @12019

Baca Juga: Tidak Hanya Tiongkok dan AS, Uni Emirat Arab akan Kirim Pesawat Luar Angkasa ke Mars Bulan Juli 2020

Demi mendapatkan jawabannya, para astronom dari Universitas Tohoku, Jepang, mencari jalan lain supaya lubang hitam supermasif bisa terbentuk, pada saat alam semesta sudah bukan bayi lagi. Saat alam semesta bertambah tua, awan gas tidak lagi murni. Selain hidrogen dan helium, alam semesta sudah diisi oleh elemen berat lain seperti oksigen dan karbon.

Keberadaan elemen berat tersebut, membuat perilaku awan jadi berbeda. Awan gas dan debu tidak lagi menghasilkan bintang supermasif.  Awan raksasa tersebut justru terpecah-pecah menjadi gumpalan lebih kecil yang berevolusi membentuk bintang yang lebih kecil.

Baca Juga: Seperti Kupu-kupu, Teleskop Hubble Berhasil Foto Nebula Saat Memisahkan Diri

Bintang-bintang seperti ini -  meskipun masih lebih masif dari matahari -  tidak bisa menghasilkan lubang hitam supermasif. Lubang hitam yang dihasilkan termasuk kecil.

Lantas, timbul pertanyaan : apakah lubang hitam supermasif masih bisa terbentuk dari awan yang kaya dengan elemen berat?

Untuk memperoleh jawabannya, dibuatlah simulasi 3D untuk mengetahui evolusi awan-awan tersebut. Hasil simulasi dengan super komputer ATERUI II, para ilmuwan bisa melihat apa yang terjadi pada awan yang berlimpah elemen berat untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Bagaimana Astronom Bisa Mengukur Massa Bintang ? Begini Penjelasannya

Hasilnya ?

Ternyata bintang supermasif masih bisa terbentuk dari awan yang belimpah elemen berat. Awan raksasa berisi gas dan debu itu memang pecah dan membentuk banyak sekali bintang yang lebih kecil. Akan tetapi, ada aliran gas yang kuat ke arah pusat awan yang menarik bintang-bintang yang kecil yang sudah terbentuk. Bintang-bintang kecil tersebut kemudian “dilahap” oleh bintang masif di pusat awan, hingga akhirnya terbentuklah bintang supermasif yang massanya 10.000 kali lebih masif dari matahari.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: space scoop universe


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x