Tidak Hanya Tiongkok dan AS, Uni Emirat Arab akan Kirim Pesawat Luar Angkasa ke Mars Bulan Juli 2020

- 22 Juni 2020, 14:04 WIB
ILUSTRASI yang menggambarkan astronot dan habitat manusia di planet Mars.*
ILUSTRASI yang menggambarkan astronot dan habitat manusia di planet Mars.* /Dok. NASA/

"Kesampingkan perbedaanmu, fokus membangun daerah, kamu memiliki sejarah yang kaya dan kamu bisa melakukan lebih banyak hal lagi," seru Sharaf.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Senin 22 Juni 2020, Episode Lanjutan Drakor While You Were Sleeping

Sementara itu, wakil manager misi Al Amal, Sarah al-Amiri mengatakan proyek tersebut punya dampak ilmiah untuk jangka panjang.

"Ini bukan misi yang berumur pendek, melainkan misi yang berkelanjutan selama bertahun-tahun dan menghasilkan temuan ilmiah yang berharga – baik yang dilakukan oleh para peneliti di UEA atau secara global," ujar Amiri kepada AFP.

Dia menambahkan bahwa misi ini akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang dinamika cuaca di atmosfer Mars dengan menggunakan tiga instrumen ilmiah.

Baca Juga: Jangan lewatkan Fenomena Langit Ini, Hujan Meteor akan Terjadi di Bulan Juni

Yang pertama adalah penggunaan spektrometer inframerah untuk mengukur atmosfer dekat permukaan planet merah itu dan menganalisis struktur suhunya.

Yang kedua, memanfaatkan pembuat citra resolusi tinggi yang akan memberikan informasi tentang ozon dan yang ketiga, penggunaan spektrometer ultraviolet untuk mengukur kadar oksigen dan hidrogen dari jarak hingga 43.000 kilometer dari permukaan.

Tiga alat ini akan memungkinkan para peneliti untuk mengamati Planet Merah alias Mars.

Peluncuran proyek bergengsi ini menurut Sharaf akan dilaksanakan beberapa minggu ke depan dari Tanegashima Space Center Jepang dan akan kembali ke bumi pada bulan Februari 2021. Semuanya, tergantung pada banyaknya variabel, termasuk cuaca.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: AFP DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x