Periode penting pertamanya, “periode biru”, dimulai tak lama setelah pameran pertamanya di Paris.
Dalam karya-karya seperti The Old Guitarist (1903), Picasso melukis dengan nada biru untuk membangkitkan melankolis dunia orang miskin.
Periode biru diikuti oleh "periode mawar", di mana ia sering menggambarkan adegan sirkus, dan kemudian karya awal Picasso dalam seni pahat.
Pada tahun 1907, Picasso melukis karya inovatif Les Demoiselles d'Avignon, yang, dengan representasi bentuk manusia yang terfragmentasi dan terdistorsi, memisahkan diri dari seni Eropa sebelumnya.
Les Demoiselles d'Avignon menunjukkan pengaruh seni topeng Afrika dan Paul Cezanne pada Picasso dan dipandang sebagai pelopor gerakan Kubisme, yang didirikan oleh Picasso dan pelukis Prancis Georges Braque pada tahun 1909.
Dalam Kubisme, yang dibagi menjadi dua fase, analitis dan sintetis, Picasso dan Braque menetapkan prinsip modern bahwa karya seni tidak perlu merepresentasikan realitas untuk memiliki nilai artistik.
Karya-karya besar Kubisme oleh Picasso termasuk kostum dan set untuk Sergey Diaghilev's Ballets Russes (1917) dan The Three Musicians (1921).
Baca Juga: Fakta Unik: Mengapa Da Vinci Butuh Waktu Lama untuk Menyelesaikan Lukisan ‘Perjamuan Terakhir’?
Eksperimen Kubisme Picasso dan Braque juga menghasilkan penemuan beberapa teknik artistik baru, termasuk kolase.
Setelah Kubisme, Picasso mengeksplorasi tema klasik dan Mediterania, dan gambar kekerasan dan penderitaan semakin muncul dalam karyanya.