India Dikritik Keras Usai Larang Jurnalisnya Hadiri Penerimaan Pulitzer  

- 21 Oktober 2022, 15:36 WIB
Sanna Irshad Mattoo, jurnalis India yang mendapatkan penghargaan Pulitzer
Sanna Irshad Mattoo, jurnalis India yang mendapatkan penghargaan Pulitzer /Instagram - sanna.irshad.mattoo

Sebelumnya, Sanna telah dijadwalkan untuk menghadiri peluncuran buku dan pameran fotografi di Paris, pada bulan Juli lalu.

Baca Juga: Pelajar di Iran Tewas Tertembak Saat Aksi Unjuk Rasa Protes Pemerintahan  

Tetapi jadwalnya dibatalkan, lantaran pihak berwenang melarang dirinya untuk pergi. Ia kemudian menghubungi para pejabat, tetapi tidak menerima respon apapun.

Saya menghubungi pejabat yang berbeda setelah saya dilarang bepergian pada bulan Juli, tetapi tidak mendapat tanggapan atau pengakuan… Dapat menghadiri upacara penghargaan adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi saya. Tapi cara pihak berwenang menghentikan saya lagi, itu sangat memalukan,” katanya.

Sanna bukanlah satu-satunya Jurnalis India yang dilarang untuk bepergian ke luar negeri. Sebelumnya, setidaknya 4 jurnalis Kashmir juga mengalami hal yang sama selama dua tahun terakhir.

Melihat hal ini, badan-badan kebebasan pers mengutuk aksi pihak berwenang tersebut. Mereka mengangkat keprihatinan yang serius, terhadap tren yang tengah berlangsung.

Baca Juga: One Piece 1064: Kuma Raja Jahat yang Diasingkan Rakyatnya, Sanji Dan Jinbei ke Fase Lab Vegapunk

Keputusan ini sewenang-wenang dan berlebihan. Pihak berwenang India harus segera menghentikan segala bentuk pelecehan dan intimidasi terhadap jurnalis yang meliput situasi di Kashmir,” kata Beh Lih Yi, koordinator program CPJ Asia.

Dewan Amnesty International India, Aakar Patel bahkan berkesimpulan bahwa aksi ini merupakan upaya pembungkaman terhadap independensi yang dimiliki jurnalis.

Tindakan eksekutif yang sewenang-wenang ini tidak didukung oleh perintah pengadilan, surat perintah, atau bahkan penjelasan tertulis, sehingga sulit bagi para aktivis dan jurnalis untuk menantang ini di pengadilan… Ini telah menyebabkan pihak berwenang secara rutin menggunakan larangan bepergian sebagai alat yang disukai dalam tindakan keras yang lebih luas terhadap perbedaan pendapat. Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia yang terang-terangan dan harus diakhiri sekarang,” kata Aakar Patel.***

Halaman:

Editor: Christian Willy Kalumata

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x