Uber Dituntut 550 Wanita Dengan Laporan Pelecehan Seksual Oleh Driver

- 14 Juli 2022, 18:46 WIB
Ilustrasi Uber yang terima gugatan pelecehan seksual dari 550 wanita
Ilustrasi Uber yang terima gugatan pelecehan seksual dari 550 wanita /Gambar oleh Jackson David dari Pixabay

 

ZONABANTEN.com - Perusahaan Transportasi, Uber harus menanggung sejumlah tuntutan dari 550 wanita,  yang merasa mengalami pelecehan seksual selama mereka menggunakan layanan tersebut.

Dalam surat gugatan yang dilayangkan pada Pengadilan Tinggi San Francisco pada hari Rabu, wanita-wanita tersebut menuntut ganti rugi akibat perlakuan tidak mengenakan yang mereka dapatkan.

550 wanita itu mengatakan bahwa mereka telah mengalami penculikan, diserang dan dianiaya secara seksual, diperkosa, diawasi, dibuntuti, dilecehkan, atau diserang oleh pengemudi Uber.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Tentang Mac and Cheese, Dianggap Jadi Hidangan Nasional di Kanada

Menurut laporan Techcrunch.com, mereka menklaim bahwa Uber telah melakukan kelalaian dengan mempekerjakan driver yang tidak kompeten, serta tidak melakukan pengawasan yang maksimal.

Tuntutan dari 550 wanita ini tentunya bukanlah hal yang tiba-tiba terjadi. Sebelumnya, sebanyak 124.000 milik Uber telah dibocorkan, yang mengungkapkan cara kerja perusahaan tersebut.

Mark McCanc, mantan pelobi Uber, adalah orang yang membocorkan dokumen-dokumen yang kemudian dikenal sebagai Uber Files tersebut.

Dokumen tersebut berisi mengenai sejarah pelanggaran hukum Uber, kegiatan lobi, dan upaya eksploitasi keselamatan penumpang.

Uber sempat merilis Laporan Keamanan AS pada bulan lalu. Pada laporan tersebut setidaknya ada 998 insiden kekerasan seksual, yang 141 diantaranya adalah pemerkosaan.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Tentang Mac and Cheese, Dianggap Jadi Hidangan Nasional di Kanada

Itu adalah laporan yang terjadi hanya di tahun 2020 saja. Sementara di sepanjang tahun 2019-2020, setidaknya ada 3.824 laporan kekerasan seksual untuk kategori yang paling parah.

Sementara untuk Laporan Keamanan AS pertamanya, rincian mengatakan setidaknya ada 6.000 laporan kekerasan seksual, yang terjadi di antara tahun 2016-2017.

Dari laporan ini, mereka mengklaim bahwa Uber telah dengan sengaja menyembunyikan fakta bahwa driver Uber telah melakukan pelecehan seksual secara teratur, sejak tahun 2014.

Klaim Uber yang mengatakan bahwa mereka adalah moda transportasi yang aman juga dianggap sebagai upaya mewadahi para predator seksual untuk menemukan dan menyerang wanita.

Baca Juga: Usai Presiden Melarikan Diri, Ribuan Pengunjuk Rasa Serbu Kantor PM Sri Lanka

Mereka juga menuduh bahwa Uber telah mendapatkan sejumlah keuntungan finansial, dari perjalanan wanita yang mengalami kekerasan seksual.

Seluruh model bisnis Uber didasarkan pada memberikan orang perjalanan pulang yang aman, tetapi keselamatan pengendara tidak pernah menjadi perhatian mereka. Tumbuh dengan mengorbankan keselamatan penumpang mereka,” kata Adam Slater, selaku kuasa hukum dari 550 wanita tersebut.***

 

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Tech Crunch


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah