Peristiwa 10 Maret: 57 Tahun Lalu, Ledakan Bom Usman-Harun di Gedung MacDonald Singapura Terjadi

- 10 Maret 2022, 11:55 WIB
Peristiwa 10 Maret: Tentara Indonesia Usman Haji Mohamed Ali (kiri) dan Harun Said (kanan) terdakwa dari kasus pengeboman gedung MacDonald, Singapura/IKPNI
Peristiwa 10 Maret: Tentara Indonesia Usman Haji Mohamed Ali (kiri) dan Harun Said (kanan) terdakwa dari kasus pengeboman gedung MacDonald, Singapura/IKPNI /

ZONABANTEN.com - Pengeboman Gedung MacDonald atau yang lebih dikenal MacDonald House di Singapura terjadi pada tanggal 10 Maret 1965.


Penangkapan dua tentara Indonesia yakni Usman dan Harun menjadikannya terdakwa dari kasus pengeboman ini.

Latar Belakang Ledakan Bom Gedung MacDonald, Singapura. Dimulai di awal tahun 1964, rentetan kejadian pengeboman sudah terjadi di negara Singapura, seperti di sepanjang jalan Orchard Road.

Bahkan beberapa bulan sebelumnya, taman Katong Park di depan Ambassador Hotel di Meyer Road telah ditemukan beberapa bom yang sudah terpasang.
 
Baca Juga: Vogue Magazine Dikecam Usai Hapus Kata ‘Palestina’ dari Unggahan Gigi Hadid

Hal ini terjadi saat Konfrontasi Indonesia terhadap Federasi Malaysia yang mana Indonesia menolak pembentukan negara Malaysia pada September 1963.

Indonesia menggunakan kekuatan militernya untuk terlibat dalam tindakan sabotase terhadap negara-negara yang terdiri dari Federasi Malaysia, yaitu Malaya, Singapura dan bekas wilayah Inggris di Kalimantan Utara (Sabah) dan Sarawak.

Singapura pada saat itu menjadi bagian dari federasi Malaysia sebelum keluar secara resmi pada tahun 1965.

Pemboman Gedung MacDonald adalah contoh dari kebijakan intimidasi ini, yang diperjuangkan oleh Presiden Sukarno.
 
Baca Juga: Fakta Liga Champions: Real Madrid VS PSG, Benzema Lampaui Rekor di Stefano dan Raul Gonzalez

Indonesia menganggap bahwa pembentukan federasi Malaysia disebut sebagai kolonialisme gaya baru yang dibentuk negara Inggris sehingga Malaysia disebut sebagai 'boneka Inggris'.

Presiden Sukarno mengeluarkan kampanye 'Ganjang Malaysia' sebagai bentuk penolakannya.

Dikutip dari The Straits Time, bagi orang Melayu, konfrontasi ini adalah kampanye teror terhadap warga sipil.

Serangkaian pengeboman di tempat umum seperti bilik telepon, taman dan pantai menargetkan warga sipil terjadi dari tahun 1963 hingga 1966.
 
Baca Juga: Tagar Blacklist Thailand For Holiday Mencuat di Twitter, Ada Apa?

Serangan terbesar adalah pengeboman MacDonald House pada Maret 1965 pukul 15.07 waktu Singapura di Orchard Road yang menewaskan tiga warga sipil dan melukai 33 orang lainnya.

Dua komando marinir Indonesia, Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said kemudian ditangkap dan dinyatakan bertanggung jawab atas pengeboman.

Keduanya dinyatakan bersalah dan pihak berwenang Singapura menjatuhkan hukuman mati pada 17 Oktober 1968, berselang 3 tahun setelah kejadian.

Eksekusi mereka menyebabkan memburuknya hubungan diplomatik antara Singapura dan Indonesia.
 
Baca Juga: ARMY Dilarang Bertepuk Tangan hingga Berteriak di Konser BTS PERMISSION TO DANCE ON STAGE- SEOUL, Kenapa?

Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Kuan Yew berusaha meredakan masalah ini selama perjalanan resminya ke Jakarta pada bulan Mei 1973.

Ia menaburkan bunga di kuburan Usman dan Harun sebagai bentuk duka.

Kronologi Pengeboman.
Komando marinir Indonesia Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said tiba di Singapura pada 10 Maret 1965 sekitar pukul 11.00 siang.

Menyamar sebagai warga sipil, mereka melanjutkan ke gedung MacDonald dan masing-masing menanam seikat bahan peledak di tangga lantai mezzanine dekat area lift.
 
Baca Juga: Pasien Transplantasi Jantung Babi Pertama di Dunia Meninggal 2 Bulan Setelah Operasi

Setelah sekring dinyalakan, keduanya meninggalkan gedung dengan menaiki bus sekitar pukul 15.00.

Seorang saksi mata melihat tas travel kanvas bertuliskan 'Malayan Airways' di lantai mezzanine mengeluarkan asap beserta suara mendesis.

Bom meledak pada pukul 15.07, merobohkan pintu lift, menghancurkan tiap jendela, dan merusak hampir setiap mobil yang terparkir di luar gedung.

Saksi juga menceritakan kilatan yang diikuti oleh ledakan itu cukup kuat untuk menghancurkan pilar-pilar bangunan dan mengekspos tulangan baja di dalamnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan menunjukan, 9-11 kg bahan peledak nitrogliserin digunakan untuk mengebom MacDonald House.
 
Baca Juga: Doni Salmanan Resmi Diciduk Polisi, YouTuber Bobon Santoso Beri Komentar yang Buat Warganet Kaget!

Reaksi di Indonesia.
Eksekusi Usman Mohamed Ali dan Harun Said menimbulkan kemarahan besar khususnya di Jakarta.
 
Sebanyak 400 mahasiswa berunjuk rasa dan melengserkan Kedutaan Besar Singapura di Indonesia dan kediaman diplomat Singapura.

Masyarakat merasa Usman dan Harun hanya menjalankan perintah Presiden Sukarno kala itu.

Mahasiswa dilaporkan menggunakan tongkat bambu untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas umum. Mereka juga merusak bendera nasional Singapura beserta lambang negaranya.
 
Baca Juga: Fakta Liga Champions: Real Madrid VS PSG, Pochettino dan Al-Khelaifi Merasa PSG Dicurangi
 
Sebagai bentuk penghormatan, ratusan ribu masyarakat Indonesia memadati jalan untuk menghantarkan Usman Mohamed Ali dan Harun Said ke tempat terakhirnya di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan.

Pada bulan Mei 1973, Perdana Menteri Lee Kuan Yew mengunjungi Makam Pahlawan Kalibata dan menaburkan bunga di makam Usman dan Harun.

Itikad ini dinilai baik oleh pers dan masyarakat Indonesia sehingga mengarah pada hubungan bilateral yang lebih baik di antara kedua negara. ***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: The Straits Times Singapore Infopedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x