Para Ahli Militer Dibuat Bingung atas Kurangnya Kemampuan Angkatan Udara Rusia, Ada Apa?

- 2 Maret 2022, 16:16 WIB
Para ahli militer bingung dan bertanya-tanya atas kurangnya kemampuan Angkatan Udara Rusia yang dinilai kurang, ada apa? /Ilustrasi/Pexels/Pixabay
Para ahli militer bingung dan bertanya-tanya atas kurangnya kemampuan Angkatan Udara Rusia yang dinilai kurang, ada apa? /Ilustrasi/Pexels/Pixabay /
ZONABANTEN.com - Para ahli ungkap kebingungan atas Angkatan Udara Rusia yang dinilai lebih 'hati-hati' dalam melancarkan serangannya kepada Ukraina.
 
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, intelijen AS telah memperkirakan kemungkinan serangan bertubi-tubi oleh Rusia dan dengan cepat bisa memobilisasi kekuatan militernya untuk mendominasi langit Ukraina.
 
Tetapi enam hari setelah invasi, para ahli melihat Rusia bertindak jauh lebih hati-hati dengan kekuatan udaranya, sehingga para pejabat dari Amerika Serikat tidak dapat menjelaskan apa yang mendorong perilaku yang dinilai merugikan Rusia.
 
"Mereka belum tentu mau mengambil risiko tinggi dengan pesawat dan pilot mereka sendiri," kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang tidak ingin disebutkan identitasnya.
 
 
Dikutip dari CNA, angkatan udara Ukraina dikatakan kalah saing dengan militer Rusia dalam hal jumlah dan daya tembak, namun angkatan udara Ukraina masih dapat terbang dan pertahanan udaranya masih dianggap layak sejak invasi berlangsung, menjadikan sebuah fakta yang membingungkan para ahli militer.
 
Setelah serangan pembuka perang pada 24 Februari lalu, para analis memperkirakan militer Rusia akan segera mencoba menghancurkan angkatan udara dan pertahanan udara Ukraina.
 
"Serangan udara adalah langkah yang diantisipasi secara luas, seperti yang terlihat di hampir setiap konflik militer sejak 1938", tulis organisasi RUSI di London, dalam sebuah artikel berjudul The Mysterious Case of the Missing Russian Air Force.
 
Sebaliknya, jet tempur angkatan udara Ukraina masih bisa melakukan serangan udara dan serangan darat tingkat rendah. 
 
Pasukan Ukraina dengan roketnya mampu mengancam pesawat Rusia dan menciptakan risiko bagi pilot Rusia 
 
“Ada banyak hal yang Rusia lakukan dan itu membingungkan,” kata Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri.
 
Rob Lee pikir awal perang akan menjadi penggunaan kekuatan maksimum oleh Rusia.
 
"Karena setiap hari ada biaya dan risikonya naik. Dan mereka tidak melakukan itu dan itu sangat sulit untuk dijelaskan dengan alasan yang realistis," ujarnya.
 
 
Pakar militer telah melihat bukti kurangnya koordinasi angkatan udara Rusia dengan formasi pasukan darat, bahkan beberapa pasukan diperintahkan di luar jangkauan pertahanan udara mereka sendiri.
 
Hal Itu membuat tentara Rusia rentan terhadap serangan dari pasukan Ukraina, termasuk yang baru dilengkapi dengan drone militer Turki dan rudal anti-tank AS dan Inggris. 
 
David Deptula, pensiunan jenderal Angkatan Udara AS yang pernah memimpin zona larangan terbang di Irak utara mengatakan, dia terkejut bahwa Rusia tidak totalitas untuk membangun dominasi udara sejak awal.
 
Sementara Rusia berkinerja buruk, militer Ukraina sejauh ini melebihi harapan.
 
Pengalaman Ukraina dari delapan tahun terakhir pertempuran dengan pasukan separatis yang didukung Rusia di timur didominasi oleh perang parit gaya Perang Dunia Pertama.
 
Sebaliknya pasukan Rusia mendapat pengalaman tempur di Suriah, di mana mereka melakukan intervensi di pihak Presiden Bashar al-Assad dan menunjukkan beberapa kemampuan untuk menyinkronkan manuver darat dengan serangan udara dan pesawat tak berawak.
 
 
'Kemampuan Ukraina untuk terus menerbangkan jet angkatan udara adalah demonstrasi nyata dari ketahanan negara dalam menghadapi serangan dan telah menjadi pendorong moral, baik untuk militernya sendiri dan rakyat Ukraina," kata para ahli.
 
Hal ini juga menyebabkan mitologi angkatan udara Ukraina, termasuk kisah tentang satu jet tempur Ukraina yang konon mamoi menjatuhkan enam pesawat Rusia, dijuluki sebagai 'The Ghost of Kyiv'.
 
Amerika Serikat memperkirakan bahwa Rusia menggunakan lebih dari 75 pesawat dalam invasi Ukraina.
 
Menjelang invasi, para pejabat memperkirakan bahwa Rusia berpotensi menyiapkan ratusan ribu pesawat di angkatan udaranya untuk misi Ukraina.
 
Namun, pejabat senior AS menolak untuk memperkirakan berapa banyak pesawat tempur Rusia, termasuk helikopter serang, yang mungkin masih tersedia di luar Ukraina.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x