Horus, Dewa Bangsa Mesir Kuno yang Mempengaruhi Sejarah Perpolitikan Kala Itu

- 23 Februari 2022, 07:43 WIB
Horus dalam sejarah bangsa Mesir Kuno merupakan salah satu Dewa yang begitu berpengaruh terhadap perjalanan politik Mesir Kuno kala itu
Horus dalam sejarah bangsa Mesir Kuno merupakan salah satu Dewa yang begitu berpengaruh terhadap perjalanan politik Mesir Kuno kala itu /Pixabay/Barthwo

ZONABANTEN.com - Horus atau nama lainnya Hor Mesir, Har, Her, atau Heru, merupakan salah satu dewa yang diyakini dalam agama Mesir Kuno.

Keberadaan dewa-dewa dalam bangsa Mesir Kuno diyakini dapat membantu kelancaran dalam hidup mereka.

Dikutip ZONABANTEN.com dari Britannica, Horus adalah dewa berbentuk elang yang mata kanannya adalah matahari atau bintang pagi, mewakili kekuatan dan intisari.

Baca Juga: Hari Peringatan Masjid Istiqlal, Ketahui Sejarah Pembangunan Simbol Kebanggaan Indonesia Berikut

Sementara mata kirinya adalah bulan atau bintang senja , mewakili penyembuhan.

Horus muncul sebagai dewa lokal yang dipuja-puja sejak kurun pra-dinasti hingga masa Yunani dan Romawi.

Horus ada di banyak tempat dengan nama dan julukan yang berbeda-beda. Misalnya, sebagai Harmakhis (Har-em-akhet) yang artinya Horus di Cakrawala.

Selanjutnya, Harpocrates (Har-pe-khrad) yang artinya Horus the Child, Harsiesis (Har-si-Ese) berarti Horus, Son of Isis.

Baca Juga: Mesir Angkat Kepala Pengadilan Tinggi Negara Beragama Kristen Koptik untuk Pertama Kalinya

Harakhte yang bermakna Horus of the Horizon, terkait erat dengan dewa matahari Re, dan terakhir di Kawm Umbū (Kom Ombo), sebagai Haroeris (Harwer) yang bermakna Horus the Elder.

Horus lahir dari pasangan suami istri bernama Osiris dan Isis. Namun berdasarkan informasi lain, Hathor disebut-sebut sebagai ibunya atau istrinya.

Hathor adalah dewi sapi kuno, yang sering digambarkan dengan tanduk sapi atau terkadang dengan telinga sapi.

Dalam penggambaran sejarah, kadang-kadang Horus ditampilkan sebagai cakram matahari bersayap, mewakili Horus dari Behdet, sebuah kota di delta Sungai Nil tempat dewa elang menikmati pemujaan.

Baca Juga: Sekuel dari The Texas Chain Saw Massacre 1974, Texas Chainsaw Massacre Kembali Meneror di Netflix

Dalam mitos Osiris, yang menjadi terkenal sekitar 2350 SM, Horus adalah putra Osiris dan Isis dan merupakan keponakan dari Seth, saudara Osiris.

Keberadaan Horus makin mempengaruhi perjalanan politik bangsa Mesir pada saat itu, yang telah bertarung mengalahkan Seth, karena telah membunuh Ayahnya yaitu Osiris.

Horus yang diwarisi tahta kerajaan Mesir, membuat Seth tidak terima. Sehingga Horus dan Seth menjadi musuh sejak saat itu.

Ketika Seth membunuh Osiris dan memperebutkan warisan Horus (tahta kerajaan Mesir), Horus akhirnya mengalahkan Seth, sekaligus membalaskan dendam ayahnya dan mengambil alih aturan.

Baca Juga: Drama JTBC yang Dibintangi Son Ye Jin dan Jung Hae In Akan Dibuat Ulang Menjadi Drama India

Dalam pertarungan yang melibatkan Horus dan Seth, mata kiri Horus (yaitu, bulan) rusak, yang di mana ini merupakan bagian dari penjelasan mitos tentang fase bulan.

Diketahui mata kiri itu kemudian disembuhkan oleh Thoth. Mata yang dipulihkan menjadi sebuah jimat yang sakti.

Pada periode Ptolemeus, penaklukan Seth menjadi simbol kemenangan Mesir Tinggi atas Mesir Bawah kala itu. Hingga pada akhirnya bangsa Mesir bersatu di bawah kekuasaan Horus.

Setelah bersatunya bangsa Mesir, tidak ada lagi konflik yang terjadi di antara mereka. Mereka tetap melakukan pemujaan kepada para dewa hingga berakhirnya zaman peradaban Mesir.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Penemuan Ini Ditemukan Secara Tidak Sengaja, Apa Saja?

Bangsa Mesir Kuno melakukan pemujaan kepada dewa-dewa mereka di kuil-kuil yang dibangun di tengah kota atau tempat terdekat dengan bangunan pemerintahan.

Mereka berkeyakinan bahwa para dewa akan selalu berada di dekat mereka jika dibuatkan kuil yang lokasinya tidak jauh dari tempat mereka.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: britanica.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah