Kelompok serikat pekerja, termasuk mereka yang terlibat langsung dalam memberikan pelayanan publik selama masa pandemi ini, mengatakan bahwa para tenaga kesehatan juga terlalu banyak bekerja pada Agustus 2021.
Periode tersebut adalah adalah waktu dimana puncak dari gelombang ke 5 wabah virus Corona terjadi di Jepang.
Pekerjaan yang banyak dilakukan mereka yang lembur antara lain, pelayanan tanya jawab melalui telepon, administrasi, pelacakan kontak erat, dan lain-lain.
Bahkan, ada responden yang mengakui bahwa mereka mendapatkan kekerasan verbal dari pasien maupun keluarga pasien karena dinilai ‘lamban‘ dalam bekerja.
Seorang responden asal Hokkaido pun mengaku ia bahkan bisa pulang bekerja hingga larut malam saking banyaknya pekerjaan yang harus ia lakukan.
Baca Juga: 5 Tradisi Seks Aneh yang Dulu Dianggap Suci Tapi Sekarang Dilarang
Bukan rahasia bila Jepang dikenal dengan budaya terlalu banyak bekerjanya, bahkan sebelum pandemi.
Hingga pada 2015 silam, terdapat seorang pekerja wanita berusia 24 tahun yang mengalami karoshi dengan melakukan bunuh diri akibat menderita depresi, disebabkan terlalu banyak bekerja.***