Update Covid-19 Global: 20 Persen Tenaga Kesehatan di Jepang Kewalahan Menangani Covid

- 20 Februari 2022, 15:25 WIB
Update Covid-19 Global: 20 Persen Tenaga Kesehatan di Jepang Kewalahan Menangani Covid
Update Covid-19 Global: 20 Persen Tenaga Kesehatan di Jepang Kewalahan Menangani Covid /Pixabay/masahi wakui

ZONABANTEN.com – Sebanyak 20 persen dari tenaga pelayanan kesehatan publik di Jepang dilaporkan mengalami kewalahan dalam merespon serta memberi penanganan terhadap Covid-19.

Dilansir dari Mainichi, hasil dari riset tersebut disampaikan pada hari Kamis 17 Februari 2022 kemarin.

Survei yang dilakukan serikat pekerja kotamadya dan prefektur seluruh Jepang menyatakan bahwa para tenaga kesehatan dari seluruh 47 prefektur di wilayah negeri sakura melaporkan jika mereka terlalu banyak bekerja sejak tahun 2021 kemarin.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Jepang Resmi Perpanjang Status Darurat di 31 Daerah

Tenaga kesehatan di seluruh Jepang menyebut bila mereka terlalu sering bekerja hingga berada dalam titik dimana mereka mendekati resiko kematian.

Penelitian yang dilakukan terhadap 1,771 responden tenaga kesehatan di seluruh penjuru Jepang menyebutkan bahwa durasi bekerja mereka yang terlalu lama hingga terpaksa lembur adalah sebanyak 80 jam.

Durasi tersebut dipercaya mencapai angka yang berpotensi menyebabkan ‘karoshi‘ atau meninggal karena terlalu banyak bekerja.

Penelitian itu menandakan bahwa masih terdapat tantangan untuk lembaga kesehatan di Jepang seperti kekurangan personil tenaga kesehatan serta kekhawatiran akan kesehatan mental mereka yang berjuang di garis depan.

Baca Juga: Tim Putri Juara BATC 2022, Ini Daftar Sejarah Prestasi yang Dicetaknya, Akhiri Puasa Gelar Selama 15 Tahun!

Terlebih, pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia sejak 2 tahun silam masih terus berlangsung.

Jepang sendiri tengah berada dalam gelombang ke 6, dimana kasus positif akibat varian Omicron paling mendominasi diantara mereka yang terinfeksi virus.

Survei tersebut dilakukan sejak November 2021 hingga Januari 2022 kemarin. Kebanyakan responden yang memberikan tanggapan berasal dari pusat kesehatan masyarakat yang berasal dari sebanyak 40 prefektur.

Termasuk daerah besar seperti Tokyo dan Osaka.

Baca Juga: Apakah Kita Benar-benar Berada di Tengah-tengah 'Krisis Perhatian'? Begini Penjelasannya

Riset tersebut menyatakan bahwa terdapat 36 persen responden tenaga kesehatan yang menyampaikan bahwa mereka mengalami gejala-gejala depresi.

Dan sebanyak 1 persen dari 1,771 responden menyatakan bahwa mereka dapat bekerja sebanyak total 200 jam setiap pekannya.

Pada konferensi pers, kepala divisi pelayanan medis dan sanitasi dari serikat pekerja kotamadya dan prefektur seluruh Jepang, Haruki Hirayama, menyampaikan pendapatnya.

“Karena itulah, diperlukan penambahan jumlah personil staf tenaga kesehatan.“ Ucapnya dalam konferensi pers tersebut.

Baca Juga: 3 Tanda Lolos Kartu Prakerja Gelombang 23, Apa Saja? Cek Disini

Kelompok serikat pekerja, termasuk mereka yang terlibat langsung dalam memberikan pelayanan publik selama masa pandemi ini, mengatakan bahwa para tenaga kesehatan juga terlalu banyak bekerja pada Agustus 2021.

Periode tersebut adalah adalah waktu dimana puncak dari gelombang ke 5 wabah virus Corona terjadi di Jepang.

Pekerjaan yang banyak dilakukan mereka yang lembur antara lain, pelayanan tanya jawab melalui telepon, administrasi, pelacakan kontak erat, dan lain-lain.

Bahkan, ada responden yang mengakui bahwa mereka mendapatkan kekerasan verbal dari pasien maupun keluarga pasien karena dinilai ‘lamban‘ dalam bekerja.

Seorang responden asal Hokkaido pun mengaku ia bahkan bisa pulang bekerja hingga larut malam saking banyaknya pekerjaan yang harus ia lakukan.

Baca Juga: 5 Tradisi Seks Aneh yang Dulu Dianggap Suci Tapi Sekarang Dilarang

Bukan rahasia bila Jepang dikenal dengan budaya terlalu banyak bekerjanya, bahkan sebelum pandemi.

Hingga pada 2015 silam, terdapat seorang pekerja wanita berusia 24 tahun yang mengalami karoshi dengan melakukan bunuh diri akibat menderita depresi, disebabkan terlalu banyak bekerja.***

 

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Mainichi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x