Prancis Klaim Vladimir Putin Berjanji Stop Militer di Perbatasan Ukraina, Rusia: Itu Tidak Benar

- 9 Februari 2022, 21:44 WIB
Prancis Klaim Vladimir Putin Berjanji Stop Militer di Perbatasan Ukraina, Rusia: Itu Tidak Benar
Prancis Klaim Vladimir Putin Berjanji Stop Militer di Perbatasan Ukraina, Rusia: Itu Tidak Benar /REUTERS/Charles Platiau./
ZONABANTEN.com - Prancis mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji tidak akan melakukan inisiatif militer baru di sekitar Ukraina.
 
Janji itu disampaikan Putin dalam pertemuannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, klaim seorang pejabat Prancis, dilansir Reuters.
 
Namun, kini Rusia menyangkal klaim bahwa Putin berjanji kepada Macron tidak akan melakukan manuver baru di perbatasan Ukraina, Selasa 8 Februari 2022.
 
Juru bicara Kremlin, di mana pemerintahan Rusia berpusat, Dmitry Peskov menegaskan klaim pejabat Prancis itu "tidak benar".
 
Disampaikannya, Rusia dan Prancis belum dapat mencapai kesepakatan untuk mengurangi ketegangan di sekitar Ukraina.
 
 
Meski begitu, dia mengatakan penurusan konflik memang diperlukan, dan pertemuan kedua presiden telah memberikan dasar untuk upaya tersebut.
 
Selain itu, pejabat Prancis yang sama juga mengklaim Putin telah menyetujui untuk menarik sejumlah pasukannya yang telah dikirim ke perbatasan Ukraina.
 
Pasukan itu sendiri disebut ikut berpartisipasi dalam latihan militer di wilayah Belarusia dekat perbatasan Ukraina sampai 20 Februari 2022.
 
Peskov mengatakan pasukan itu memang akan kembali ke pangkalan mereka di Rusia setelah latihan bersama berakhir.
 
Namun, dia tidak memberikan tanggal pasti secara detail, meski juga tidak ada yang pernah mengatakan pasukan tersebut akan bertahan di Belarusia.
 
Putin dan Rusia sempat dianggap melunak setelah munculnya klaim dari Prancis tersebut, usai pertemuannya dengan Macron pada Senin 7 Februari 2022.
 
Namun, bantahan dari juru bicara pemerintah Rusia tampaknya menegaskan posisi Rusia belum berubah terkait konfliknya dengan Ukraina.
 
Rusia sepertinya bersikukuh dengan tuntutannya agar NATO tidak menerima Ukraina dan melanjutkan ekspansinya di Eropa Timur.
 
Ini terkait upaya Rusia untuk melindungi wilayah Semenanjung Krimea yang telah bergabung dengan mereka, namun ingin dicaplok lagi oleh Ukraina.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x