UPDATE Konflik Laut China Selatan! AS Kirim 2 Kelompok Kapal Induk Bersama Jepang, China: Mereka Penghasut.

- 25 Januari 2022, 22:18 WIB
UPDATE Konflik Laut China Selatan! AS Kirim 2 Kelompok Kapal Induk Bersama Jepang, China: Mereka Penghasut. REUTERS/Kham
UPDATE Konflik Laut China Selatan! AS Kirim 2 Kelompok Kapal Induk Bersama Jepang, China: Mereka Penghasut. REUTERS/Kham /

ZONABANTEN.com - Konflik Laut China Selatan terus memanas dengan melibatkan beberapa negara dalam beberapa pekan terakhir.

Tensi di kawasan Laut China Selatan yang masih menjadi sengketa itu semakin meningkat belakangan ini, karena sejumlah negara besar telah ikut campur.

Sebelumnya, China marah besar karena kapal peran Amerika Serikat (AS) melintas tanpa izin di kawasan perairan yang telah diklaimnya.

Kini, AS kembali membuat heboh dengan mengirim dua kapal induk memasuki perairan Laut China Selatan, dilaporkan Reuter, Senin 24 Januari 2022.

Baca Juga: TWICE Kembali Pecahkan Rekor Girl Group Baru yang Mencapai 200 Juta Views

Departemen Pertahanan AS mengatakan dua Kelompok Serang Kapal Induk Angkatan Laut AS telah memulai operasi di Laut China Selatan.

Dua kelompok serang kapal induk itu dipimpin oleh kapal andalan mereka, USS Carl Vinson dan USS Abraham Lincoln.

Namun, AS mengklaimnya untuk latihan perang dengan Angkatan Laut Jepang di Laut Filipina, wilayah yang mencakup perairan sebelah timur Taiwan.

Di antaranya, termasuk operasi perang anti-kapal selam, operasi perang udara dan operasi larangan maritim untuk memperkuat kesiapan tempur.

Baca Juga: JTBC Bagikan Potret Keseharian Son Ye Jin, Jeon Mi Do, dan Kim Ji Hyun di Drama ‘Thirty-Nine’

"Operasi seperti ini memungkinkan kami untuk meningkatkan kemampuan tempur yang kredibel," kata Laksamana Muda JT Anderson, komandan kelompok serang yang dipimpin oleh USS Abraham Lincoln.

"Meyakinkan sekutu dan mitra kami, dan menunjukkan tekad kami sebagai Angkatan Laut untuk memastikan stabilitas regional dan melawan pengaruh jahat," ucapnya menambahkan.

Mereka menegaskan pelatihan akan dilakukan sesuai dengan hukum internasional di perairan internasional, meski tidak dijelaskan secara rinci.

Kapal Angkatan Laut AS memang secara rutin berlayar dekat dengan pulau-pulau yang diduduki China di Laut Cina Selatan, serta melalui selat Taiwan.

Baca Juga: Akibat Penambahan Kasus Corona, Jepang Akhirnya Resmikan Perpanjangan Status Darurat

Operasi mereka ini diduga untuk menantang klaim kedaulatan China, yang telah membuat marah negara komunis tersebut.

Pada waktu yang sama dalam kesempatan berbeda, China juga mengamuk karena menilai AS dan Jepang sudah menyerang mereka dalam sebuah pertemuan virtual.

China menilai telah diserang tanpa dasar pada pertemuan virtual Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Senin 24 Januari 2022.

"Mereka sekali lagi telah menodai dan menyerang China tanpa dasar," kata Zhao Lijian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China.

Baca Juga: Khusus Kaum Wanita! Segera Tinggalkan Pasangan Anda Jika Ia Menunjukkan 20 Sinyal Buruk Ini

"Dengan ceroboh mencampuri urusan dalam negeri China. AS-Jepang berpegang pada mentalitas Perang Dingin dan menghasut antagonisme ideologis," ujarnya.

Saat itu, Biden dan Kishida melakukan diskusi yang sangat mendalam tentang China, dan berbagi kekhawatiran tentang intimidasi negara itu.

Bahkan, seorang pejabat AS menyebut China sebagai 'pemangsa' dalam sektor perdagangan global dan banyak bidang lainnya.

Tidak hanya itu, Kishida juga menyampaikan rasa prihatin terkait dengan upaya pembangunan nuklir oleh China.

Baca Juga: Tinjau Vaksinasi COVID 19 di Bintan, Jokowi: Ini akan Memagari Kita Semuanya

Sebuah pernyataan Gedung Putih juga menyebut Biden dan Kishida memutuskan untuk melawan upaya China dalam mengubah status quo di Laut China Selatan.

Sementara itu, masih pada pekan tersebut, Taiwan melaporkan angkatan udara telah memasuki wilayah mereka dengan serbuan massal, Minggu 23 Januari 2022.

Setidaknya ada 39 pesawat China yang terbang di daerah dekat dengan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan di bagian utara Laut China Selatan.

Kemudian, pada Senin 24 Januari 2022, Taiwan kembali melaporkan 13 pesawat China lainnya di zona itu, termasuk satu pesawat anti-kapal selam Y-8.

Baca Juga: Mau Lebih Rileks? Coba Lakukan 18 Cara Relaksasi yang Sederhana dan Efektif Berikut Ini

Serbuan massal itu terbang melalui Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina dan menghubungkan Pasifik ke Laut China Selatan.

Taiwan menyebut aktivitas militer China itu sudah berulang, yang diklaim bertujuan untuk melemahkan kekuatan Taiwan, dan menguji tanggapan mereka.

Namun, saat ini China belum berkomentar. Meski begitu, sebelumnya mereka pernah mengatakan misi itu untuk melindungi kedaulatannya.

Selain itu, mereka juga berupaya mencegah campur tangan eksternal dalam klaim kedaulatannya atas Taiwan meski sudah punya pemerintahan demokratis.

Baca Juga: Presiden di Eropa Ini Mundur Gara-gara Merasa Kalah Saing dari Perdana Menteri, Padahal Sudah 4 Tahun Menjabat

Sedang sumber lain menyebut aktivitas China ke zona pertahanan Taiwan itu kemungkinan adalah respons terhadap aktivitas militer asing, terutama AS.

China diperkirakan tengah memperingatkan bahwa mereka terus mengawasi dan memiliki kemampuan untuk menangani semua kemungkinan yang terjadi di Taiwan.

Laut China Selatan, bersama dengan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, menjadi dua masalah teritorial paling sensitif di China.

Kedua kawasan tersebut sering menjadi penyebab ketegangan hubungan diplomatik antara AS dan China.

Baca Juga: Acara Televisi Amerika Serikat Mengungkap Akar Umat Manusia Ada Pada Wanita Afrika

Laut Cina Selatan, yang dilintasi oleh jalur pelayaran vital dikenal mengandung ladang gas dan daerah penangkapan ikan yang kaya.

Makanya, selain China dan Taiwan, banyak negara yang ikut mengklaimnya, termasuk Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x