Sedih! Beginilah Kondisi Kota-Kota Di Tiongkok yang Tengah Lockdown Imbas Strategi Nol-Covid

- 5 Januari 2022, 19:13 WIB
Potret kota Xi'an, Provinsi Shaanxi yang tengah lockdown ketat akibat virus corona/ The Guardian
Potret kota Xi'an, Provinsi Shaanxi yang tengah lockdown ketat akibat virus corona/ The Guardian /

Dalam unggahan akun lain, seorang wanita yang sedang melahirkan kehilangan bayinya setelah dia dicegah memasuki rumah sakit Xi'an. Dalam unggahan yang telah dihapus tersebut, seorang kerabat menggambarkan panggilan layanan darurat pada malam 1 Januari untuk bibi mereka setelah dia mulai merasa sakit, tetapi telepon berdering.

Baca Juga: Jadikan Komoditas Ekonomi, Indonesia akan Ikut Legalkan Budidaya Ganja? Negara Ini Pelopornya

Kemudian mereka mengirim wanita tersebut ke rumah sakit sekitar jam 8 malam. “Petugas keamanan pintu depan melarang kami masuk karena hasil tes asam nukleat sudah lebih dari empat jam yang lalu” kata seorang warga.

“Ketika dia menunggu di luar, saya melihat video yang dikirimkan suaminya kepada saya, dia memegang kursi, berjuang untuk duduk di atasnya, dan darahnya mengalir ke kursi dan celananya.” Lanjutnya. Mereka mengatakan bahwa staf rumah sakit melihat dan membawanya ke dalam dan ke ruang operasi, tetapi anak itu meninggal.

Seorang juru bicara federasi wanita negara bagian Shaanxi mengatakan, mereka telah berbicara dengan pihak berwenang tentang insiden tersebut. “Mereka seharusnya belajar tentang insiden itu sekarang. Karena epidemi di Xi'an cukup serius sekarang, pasti harus ada solusi” ujarnya.

Laporan kekurangan makanan di Xi'an juga berkembang di media sosial. Pihak berwenang telah berjanji untuk mengirimkan pasokan makanan ke rumah.

Namun yang terjadi masyarakat masih kekurangan bahkan hingga menukar rokok dan barang-barang pribadi dengan makanan.

Baca Juga: Penyakit Otak Misterius Membingungkan Para Dokter di Kanada, Kasusnya Terus Menyebar di Kalangan Anak Muda

“Selama ini saya baru mendapat sayur gratis satu kali, dan satu paket per rumah tangga,” kata seorang warga Xi’an. “Harga makanan di kota sangat tinggi, dan tidak ada yang mengaturnya. Tidak ada layanan bawa pulang untuk kebutuhan sehari-hari, dan biaya tugas sekitar 100 yuan ($15) sebelum seseorang mengambil pesanan” tuturnya.

Aturan ketat juga mencegah orang datang dan pergi. Sixth Tone melaporkan pihak berwenang telah menangkap beberapa orang yang mencoba menghindari blokade dan kembali ke desa-desa tanpa karantina.

Halaman:

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x