Penangkapan tersebut juga termasuk seorang pria yang bersepeda sejauh 100 km (60 mil) melalui pegunungan dan seorang lagi yang berenang melintasi sungai es.
Pihak berwenang telah mengakui ada masalah di fasilitas karantina terpusat yang tidak dipersiapkan dengan baik. Padahal puluhan ribu orang telah dikirim kesana.
Pejabat lokal bahkan sering dihukum atau dipecat karena dugaan kegagalan dalam pencegahan wabah. Hal itu yang menimpa dua pejabat senior partai Komunis di Xi'an yang dicopot dari jabatan mereka karena dianggap kurang teliti dalam mencegah dan mengendalikan wabah.
Baca Juga: Mantan Miss Universe Australia Ungkap Efek Samping COVID-19 yang Aneh Tapi Lucu
Pada hari Senin, 3 Januari 2022, pejabat Xi'an mengatakan kota itu telah menghabiskan sekitar $1 juta untuk membantu orang yang membutuhkan. Mereka juga menampung sekitar 200 orang yang terdampar di tempat penampungan sementara. Mereka berjanji untuk membuat hotline dan layanan bantuan lebih lanjut.
Xi'an adalah pusat wabah dan yang terburuk di Tiongkok saat ini. Lebih dari 1.700 kasus telah dicatat di kota itu sejak awal Desember.
Jumlah itu relatif rendah dibandingkan dengan angka global karena Tiongkok terus menerapkan strategi nol-Covid yang telah menjaga infeksi pada tingkat rendah selama 18 bulan terakhir.
Pemerintah Tiongkok telah bersumpah untuk membasmi virus. Melalui pejabat lokal yang memberlakukan tanggapan yang semakin ketat, menghasilkan lockdown yang mengingatkan pada Wuhan pada awal 2020.
Baca Juga: Bencana Tanah Longsor di Cina Kala Musim Dingin Awal 2022
Kota lain yang mendeteksi adanya cluster baru juga menghadapi pembatasan termasuk lockdown. Salah satu kota yang kemungkinan akan di locdown adalah Zhengzhou setelah ditemukannya empat kasus baru.