Delapan Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Malaysia

- 21 Desember 2021, 10:34 WIB
Delapan Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Malaysia/Mukhriz Hazim/Instagram @malaysiakini
Delapan Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Malaysia/Mukhriz Hazim/Instagram @malaysiakini /

ZONABANTEN.com – Pihak berwenang pemerintah Malaysia, melaporkan sedikitnya delapan orang warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda di wilayah timur negara itu.

Seperti yang dikutip dari Al Jazeera, pada Senin, 20 Desember 2021 kemarin, diketahui, bencana banjir merupakan hal yang biasa terjadi di timur Malaysia selama musim hujan sekitar bulan Oktober hingga Maret.

Namun curah hujan deras yang mengguyur Malaysia pada Jumat, 17 Desember 2021 lalu, telah menyebabkan bencana banjir bandang di beberapa wilayah.

Malaysia pun telah memobilisasi tentara dan badan keamanan lainnya di tujuh negara bagian.

Baca Juga: Tersangka Penyebab Kebakaran Klinik di Osaka Diduga Terinspirasi dari Kebakaran di Kyoto 2019 Silam

Menurut laporan kantor berita, Bernama, delapan orang meninggal dunia, dan di antaranya ditemukan di distrik Shah Alam.

Hal tersebut diduga karena masih banyak warga yang terjebak di rumah dan di gedung apartemen mereka karena upaya penyelamatan terhambat oleh kurangnya perahu dan tenaga.

Hingga Senin kemarin, menurut data resmi, jumlah pengungsi di seluruh negeri naik menjadi sekitar 51 ribu jiwa, dengan daerah yang paling parah terkena dampak adalah negara bagian timur Pahang, di mana sekitar 32 ribu warga terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka.

Terputusnya akses komunikasi di beberapa negara bagian di Malaysia, menyebabkan ketidakjelasan berapa banyak warga lagi yang harus diselamatkan.

Anggota parlemen, Hannah Yeoh dari Partai Aksi Demokratik, menyatakan kecamannya atas keterlambatan bantuan oleh pihak berwenang.

Baca Juga: WHO Bunyikan Alarm Peringatan Tentang Penyebaran Omicron yang Sangat Cepat, Pandemi Covid-19 Masih Berlanjut

Selain itu, Perdana Menteri, Ismail Sabri Yaakob, mengatakan bahwa dirinya telah memerintahkan semua lembaga untuk melakukan operasi penyelamatan yang lebih cepat untuk membantu warga yang terkena dampak di Taman Sri Muda.

Sazuatu Remly, seorang warga dari Taman Sri Muda, mengaku bahwa dia dan keluarganya dibantu oleh teman-temannya setelah terjebak di dalam rumah mereka.

Kepada kantor berita Reuters, Remly mengatakan bahwa dia dan keluarganya belum menerima bantuan dari pemerintah dan berharap pihak berwenang bertindak lebih cepat dalam memberikan perhatian kepada warga yang terkena dampak bencana.

Beberapa negara di Asia Tenggara memang terbiasa mengalami bencana banjir tiap tahunnya, namun perubahan iklim akibat pemanasan global dikaitkan dengan bencana banjir yang semakin parah.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah