Slogan ‘Jangan Pernah Lagi Fasisme’ Penuhi Roma, Ada Apa?

- 17 Oktober 2021, 20:54 WIB
Seorang demonstran memegang spanduk bertuliskan 'Kebebasan' selama protes terhadap 'Green Pass' di Roma, Italia
Seorang demonstran memegang spanduk bertuliskan 'Kebebasan' selama protes terhadap 'Green Pass' di Roma, Italia /Reuters

ZONABANTEN.com – Puluhan ribu pengunjung rasa berdemonstrasi di Roma untuk menentang fasisme. Seminggu sebelum demonstrasi berlangsung ekstremis sayap kanan telah memaksa masuk ke markas konfederasi buruh tertua di Italia. 
 
Demonstrasi yang berlangsung pada hari Sabtu tersebut dipimpin oleh Ketua Serikat Buruh CGIL, Maurizio Landini.
 
Slogan “jangan pernah lagi fasisme” langsung memenuhi Roma saat demonstrasi berlangsung. 
 
“Hal ini diperlukan untuk membangun jaringan anti-fasis, demokratis untuk seluruh benua,” kata Landini. 
 
“Demokrasi tidak dapat diekspor melalui perang, tetapi dengan memberikan akses ke pekerjaan dan hak,” tambahnya.
 
Menurut laporan media setempat, lebih dari 50.000 orang menghadiri rapat umum di Piazza San Giovanni. Mantan Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio dan mantan Perdana Menteri Giuseppe Conte turut hadir dalam rapat tersebut. 
 
Beberapa peserta rapat melambaikan slogan mendukung vaksinasi COVID-19 sebagai balasan atas pengunjuk rasa yang membawa tongkat dan batangan logam untuk menghancurkan markas CGIL Roma, pada 9 Oktober lalu. 
 
Demonstasi minggu lalu bermula akibat peraturan baru yang ditetapkan pemerintah. Dalam peraturan tersebut, pemerintah Italia memberlakukan persyaratan vaksin paling ketat di Eropa yang mulai berlaku pada Jumat lalu. 
 
Kartu bukti vaksinasi, tes negatif dalam 48 jam, dan bukti pulih dari COVID-19 digunakan untuk mengakses pekerjaan. Hal itu menimbulkan protes dari warga Italia. 
 
Puluhan ribu demonstran berjalan dari tampat pelaksanaan rapat umum utama di Piazza Del Papolo menuju Kantor Perdana Menteri Mario Draghi. 
 
Beberapa demonstran tersebut mendukung kelompok sayap kanan ekstrim Forza Nuova, yang mengibarkan bendera Italia dan mengulurkan tangan mereka sebagai penghormatan Fasis Romawi.
 
Saat tiba di maskas CGIL, demonstran menerobos masuk ke dalam. Konfederasi menyalahkan tindakan kekerasan pada ‘pasukan aksi fasis’.
 
“(Ini) serangan terhadap demokrasi dan dunia kerja yang ingin kami tolak,” kata pimpinan demonstran. 
 
“Tidak seorang pun harus berfikir bahwa mereka dapat membawa negara kita kembali ke tahun-tahun fasis,”
 
Pernyataan tersebut ditujukan kepada penangkapan orang-orang Yahudi yang terjadi di Ghetto Yahudi Roma pada 16 Oktober 1945, dengan mengatakan bahwa kembalinya kekerasan politik tidak dapat ditoleransi. 
 
“Menjadi anti-fasis berarti menjamin demokrasi untuk semua dan menjaga prinsip-prinsip konstitusi kita,” tambahnya. 
 
Dalam demonstrasi tersebut, Landini juga menuntut kebenaran serta keadilan bagi Giulio Regini, seorang mahasiswa PhD berusia 28 tahun yang terbunuh di Kairo pada tahun 2016 silam. 
 
Persidangan kasus tersebut terhadap empat petugas Mesir ditangguhkan awal pekan ini, karena khawatir terdakwa tidak mengetahui tuduhan terhadap mereka. 
 
Sementara itu, pengadilan Roma memutuskan untuk membatalkan upaya bertahun-tahun dalam menyelidiki peristiwa hilangnya mahasiswa di Mesir dan menutup keluarga korban.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x