Satu Tahun Hidup dalam Konflik dan Pengepungan, Penduduk Tigray: Tuhan Kasihanilah Kami

- 16 Oktober 2021, 22:40 WIB
Seorang ayah menemani anaknya yang menderita malnutrisi dan Cerebral Tuberculoma di wilayah Tigray pada Senin, 4 Oktober 2021.
Seorang ayah menemani anaknya yang menderita malnutrisi dan Cerebral Tuberculoma di wilayah Tigray pada Senin, 4 Oktober 2021. /AP News

Di daerah pedesaan, kehidupan bahkan lebih suram melihat ribuan orang bertahan hidup hanya dengan memakan buah kaktus liar atau menjual sebagian bantuan yang telah mereka terima. 

Wabah kelaparan yang “dibuat” oleh manusia dan krisis kelaparan terburuk di dunia baru saja dimulai.

Dilansir ZONABANTEN.com dari The Associated Press, terlepas dari pemutusan komunikasi dengan dunia luar, wawancara dengan orang-orang Mekelele tetap diusahakan.

Di tengah minimnya pasokan litrik, kota Mekele kerap kali menyalakan lilin-lilin yang bahkan tak mampu dimiliki semua orang.

Baca Juga: Newcastle United Ngegas! Berikut 20 Nama Incaran The Magpies, Pemain MU Paling Banyak

Toko-toko dan jalan kosong, minyak goreng dan susu formula bayi hampir kehabisan stok.

Orang-orang di pedesaan dan pegawai negeri belum mendapatkan gaji selama berbulan-bulan. Hal itu mengakibatkan semakin bertambah juga jumlah pengemis di sana.

Tubuh orang-orang menjadi lebih kurus dan angka kematian pun meningkat.

“Minggu-minggu mendatang akan menghancurkan situasi di sini,” kata Mengstu Hailu, wakil presiden penelitian di Universitas Mekele.

Baca Juga: 20 Daftar Lengkap Nominasi Golden Boy 2021

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x