Gurita Betina Melempar Benda ke Jantan yang Mengganggu Mereka, Hal yang Tidak Sering Terjadi di Spesies Lain

- 4 September 2021, 14:14 WIB
 Ilustrasi Gurita
Ilustrasi Gurita /A Fauzi/Edmondlafoto/pixabay.com


ZONABANTEN.com - Penelitian baru menyatakan gurita betina telah diamati "melempar" benda ke jantan yang mengganggu mereka, termasuk selama upaya kawin yang tidak diinginkan, peneliti sebut lemparan ini termasuk yang tidak sering terjadi pada spesies selain manusia.

Para peneliti menangkap gurita betina di kamera menggunakan tentakel mereka untuk mengumpulkan puing-puing, termasuk cangkang, lumpur dan ganggang.

Mereka kemudian meluncurkan benda ke gurita lain, beberapa peneliti bahkan memperkirakan bahwa mereka sengaja menarget gurita lain dengan akurasi yang cukup tinggi.

Penelitian tersebut diterbitkan di server pra-cetak bioRxiv dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Baca Juga: 6 Manfaat Minum Air Kelapa Muda, Fakta Nomer 6 Jarang Diketahui oleh Banyak Orang!

Penelitian itu bisa diakses pada tautan berikut: https://www.biorxiv.org/content/10.1101/2021.08.18.456805v1.full.pdf .

"Beberapa lemparan tampaknya ditargetkan pada individu lain dan memainkan peran sosial, seperti yang disarankan oleh beberapa jenis bukti," ujar tulisan para peneliti tersebut.

"Beberapa lemparan diarahkan secara berbeda yaitu dilakukan dari bawah lengan dan lemparan seperti itu secara signifikan lebih mungkin mengenai gurita lain." ujar tulisan tersebut menjelaskan.

Para peneliti telah mempelajari perilaku aneh ini pada gurita di lepas pantai timur Australia sejak 2015.

Meskipun gurita sudah biasa melakukan lemparan serupa saat membangun sarang, tindakan melempar jarang terlihat oleh makhluk mana pun di alam liar, terutama dalam konteks sosial.

Baca Juga: Tidak Mau Kalah, Amazon Ciptakan TV dengan Fitur Canggih Alexa,Worth it Nggak Sih?

"Pelemparan yang ditargetkan pada individu lain dalam populasi yang sama, seperti yang terlihat, adalah bentuk lemparan non-manusia yang paling tidak umum," tulis para peneliti.

Dari 101 lemparan yang dikategorikan selama penelitian, 36 dianggap dilakukan dalam konteks sosial, sementara lebih dari setengahnya terjadi dalam sebuah konteks yang sebagian bersifat sosial.

Lemparan sosial didefinisikan sebagai yang terjadi dalam dua menit setelah interaksi dengan gurita lain.

Interaksi yang diamati termasuk perkelahian, upaya kawin dan pendekatan atau mencapai diikuti oleh reaksi nyata.

"Melempar secara umum lebih sering dilihat oleh perempuan, dan kami hanya melihat satu pukulan (sedikit) dari lemparan oleh laki-laki," ujar para peneliti dalam tulisan itu.

Baca Juga: Sejak COVID-19, KTT Keanekaragaman Hayati terbesar di Dunia Kembali Dibuka di Prancis

"Gurita yang dipukul termasuk betina lain di sarang terdekat, dan jantan yang telah mencoba kawin dengan betina yang kemudian melemparnya." ujar para peneliti menjelaskan.

Dari 24 gurita yang diamati melemparkan puing-puing, 11 melakukannya dalam konteks sosial. Di antara gurita yang terkena lemparan, tidak ada yang membalas, juga tidak ada pukulan yang memulai perkelahian.

Pada bulan Desember 2016, seorang betina melemparkan puing-puing sebanyak 10 kali ke pejantan terdekat yang telah berulang kali mencoba kawin dengannya, memukulnya lima kali.

Tindakan ini juga diikuti dengan upaya dari sang laki-laki untuk menghindari benda yang dilemparkan, sehingga bisa jadi merupakan sebuah niat.

"Dalam satu pukulan, gerakan persiapan betina termasuk berbelok ke arah jantan, dan material diluncurkan di antara lengan R1/R2, sehingga membuat sang jantan berada di jalur lemparan," ujar para peneliti dalam tulisan tersebut.

Baca Juga: Ingin Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Bupati Pandeglang Gandeng Swasta Bangun Perkebunan Sengon

"Urutan ini juga mudah dikenal dari perilaku pria yang menjadi target serangan." ujar para peneliti menambahkan.

“Dalam 4 kasus pejantan yang diarah merunduk selama proses lemparan itu, dan selama urutan gerakan-gerakan sang pelempar, gerakan ini terjadi lebih awal dibandingkan tahapan pelemparan.” ujar para peneliti menjelaskan.

“Dalam dua kasus pertama, target merunduk setelah lemparan dilepaskan; dalam dua yang terakhir, sang target merunduk sebelum pelepasan, selama gerakan persiapan dilakukan oleh pelempar.” ujar para peneliti menambahkan.

“Jika lemparan-lemparan itu memang ditargetkan, lemparan ini diarahkan pada individu dari populasi yang sama sebagai bentuk interaksi sosial, bentuk lemparan yang dilakukan bukan oleh manusia yang tidak sering terjadi (uncommon).” ujar para peneliti menyimpulkan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: CTV News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x