Sejak COVID-19, KTT Keanekaragaman Hayati terbesar di Dunia Kembali Dibuka di Prancis

- 4 September 2021, 13:06 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron/Tangkapan Layar IGTV/@emmanuelmacron
Presiden Prancis Emmanuel Macron/Tangkapan Layar IGTV/@emmanuelmacron /

ZONABANTEN.com - KTT Keanekaragaman Hayati terbesar di dunia telah dibuka kembali sejak awal pandemi, di Marseille, Prancis dengan peringatan dari Emmanuel Macron bahwa “tidak ada vaksin untuk planet yang sakit”.

Presiden Berbicara pada pembukaan Kongres Konservasi Dunia IUCN menggemakan peringatan dari para ilmuwan terkemuka, bahwa umat manusia harus menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung baik iklim maupun alam bersama-sama.

Dan mendesak dunia untuk mengejar mencegah hilangnya keanekaragaman hayati.

Baca Juga: Korea Utara menolak Tawaran Hampir 3 juta Vaksin COVID-19 Sinovac

“Tidak ada vaksin untuk planet yang sakit,” kata Macron, serta mendesak untuk menghentikan penggunaan pestisida secara bertahap, mengakhiri polusi plastik, dan memberantas bahan mentah yang terkait dengan deforestasi hutan hujan dari rantai pasokan di seluruh dunia.

Dalam pidato panjangnya, dia mengatakan dunia harus menyetujui tujuan dan membuat komitmen keuangan untuk alam serta iklim, dan akan mendorong kawasan kutub Bumi untuk diakui sebagai aset global bersama pada peluncuran kongres.

Ribuan ilmuwan, pakar konservasi, dan pejabat telah melakukan perjalanan ke kota Mediterania untuk menghadiri pertemuan puncak, yang akan menjadi tuan rumah acara, baik secara langsung maupun online, untuk mendiskusikan dan berbagi ide yang berkaitan dengan perlindungan alam.

Baca Juga: Dulu Jadi Rujukan Liburan Para Elit, Beginilah Kondisi New York dan New Jersey Saat Ini!

Hal itu terjadi karena pandemi dan terjadi penundaan selama setahun untuk pertemuan di Marseille, dan pertemuan puncak keanekaragaman hayati PBB di Kunming, Cina, di mana diharapkan negara-negara akan menyetujui "persetujuan Paris untuk alam".

Dalam pesan yang direkam, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan negara-negara harus bekerja sama untuk menciptakan “dunia yang bersih dan indah”, menyoroti perjalanan besar kawasan gajah Asia di Yunnan sebagai contoh keberhasilan China yang berkembang dengan upaya konservasi.

“Banyak tempat telah dilanda badai dan banjir yang jarang terjadi. Peristiwa cuaca menimbulkan ancaman berat bagi kelangsungan hidup dan perkembangan umat manusia, dan membuat perlindungan alam dan masalah keamanan non-tradisional global menjadi lebih jelas, ”kata Li.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x