Akibat Kematian Wanita Asal Srilanka, Jepang Kenakan Sanksi Disiplin 4 Pejabat Senior Imigrasi

- 10 Agustus 2021, 14:35 WIB
Ilustrasi Meninggal
Ilustrasi Meninggal /Pixabay/Congerdesign/

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Otoritas imigrasi Jepang telah mengenakan sanksi disiplin terhadap empat pejabat biro regional atas kematian seorang wanita Sri Lanka di fasilitas penahanan mereka pada bulan Maret yang lalu.

Badan Layanan Imigrasi Jepang merilis laporan akhir pada hari Selasa 10 Agustus 2021 tentang penyelidikan penanganan Wishma Sandamali oleh fasilitas di Nagoya, Jepang.

Wanita berusia 33 tahun itu telah ditahan karena tinggal melewati masa berlaku visanya.

Dalam penahanan, Wishma mulai mengeluh sakit pada Januari dan meninggal di sana dua bulan kemudian.

Laporan itu mengatakan Wishma telah menuntut agar dia diperiksa oleh dokter dan dipasang infus di sebuah institusi medis. 

Tetapi petugas tidak membagikan informasi tersebut dengan direktur biro regional, dan menolak permintaannya.

Baca Juga: Jelang Peringatan Bom Atom Hiroshima Nagasaki, Jepang Perpanjang Pameran di Kantor PBB Jenewa

Laporan tersebut menunjukkan telah terjadi pelanggaran aturan internal. Penyelidikan juga menemukan bahwa fasilitas tersebut tidak memiliki sistem yang tepat untuk memberikan perawatan medis.

Pelanggaran itu terjadi karena tidak ada dokter atau perawat full time di fasilitas tersebut. 

Staf non-medis merespons ketika kondisi Wishma memburuk menjelang kematiannya.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa fasilitas tersebut gagal untuk segera menyetujui permintaan dari Wishma agar dia diizinkan meninggalkan fasilitas untuk sementara karena kesehatannya yang memburuk.

Laporan tersebut meminta pejabat fasilitas untuk secara proaktif menyetujui permintaan seperti itu dari orang-orang yang mengeluhkan kesehatan yang buruk.

Baca Juga: Kisah Tragis Junko Furuta, Gadis Jepang yang Dibunuh Secara Brutal

Badan Layanan Imigrasi menegur direktur biro dan mantan wakil direktur, dan juga mengeluarkan peringatan keras kepada dua pejabat senior lainnya.

Sasaki Shoko, selaku Komisaris Agensi meminta maaf, menurutnya, dia memikul tanggung jawab atas kekurangan yang ada baik dalam sistem perawatan medis dan tanggapan yang kurang terorganisir.

Dia juga mengatakan dia mengakui bahwa organisasinya tidak memiliki kewaspadaan dan sepenuh hati yang diharapkan dari badan pemerintah yang bertanggung jawab atas kehidupan manusia.

Sakaki mengatakan dia berencana untuk meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan Wishma dan merilis rekaman video wanita yang direkam di fasilitas tersebut.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: NHK


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x