2,3 Juta Anak di Timur Laut Nigeria Kelaparan, Pandemik Perparah Tempat Terjadinya Pertempuran Boko Haram

- 7 Agustus 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi jutaan anak kelaparan di nigeria
Ilustrasi jutaan anak kelaparan di nigeria //Aljazeera

ZONABANTEN.com - Sekitar 2,3 juta anak-anak dan remaja kelaparan di timur laut Nigeria yang menjadi tempat meningkatnya kekerasan antara pasukan keamanan dan cabang Boko Haram telah memaksa para petani untuk meninggalkan ladang mereka.

Kelompok-kelompok kemanusiaan telah memperingatkan dengan perginya para petani membuat wilayah itu di ambang kekurangan pangan yang kritis.

Pasukan keamanan Nigeria di wilayah tersebut telah mengobarkan perang selama lebih dari satu dekade melawan Boko Haram dan cabangnya yang sekarang lebih kuat, Islamic State West Africa Province (ISWAP).

Serangan oleh kelompok bersenjata telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan puluhan tentara dan warga sipil tewas, termasuk petani.

Baca Juga: Kedapatan Mendengarkan Lagu BTS, Seorang Remaja di Korea Utara Diselidiki

Konflik yang telah berlangsung lama telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.

Sekarang, ditambah dengan terjadinya inflasi makanan di seluruh Nigeria, jutaan orang di seluruh negeri tidak lagi dapat memberi makan diri mereka sendiri atau keluarga mereka.

Kelompok kemanusiaan internasional Save the Children memperkirakan pada hari Jumat bahwa 700.000 anak balita termasuk di antara 2,3 juta anak yang terkena dampak, dan meminta pemerintah untuk melindungi petani dan mendedikasikan lebih banyak sumber daya untuk mereka.

“Jutaan anak telah melalui satu dekade penderitaan, kekerasan dan krisis kemanusiaan. Ribuan dan ribuan telah meninggal, dan lebih banyak lagi yang mendapati hak-hak asasi mereka terpengaruh hanya untuk bertahan hidup, belajar dan dilindungi,” ujar Shannon Ward, selaku country director dari Save the Children untuk Nigeria.

Baca Juga: Kebakaran Hutan di Kanada Diprediksi Meningkat, Peneliti Ingatkan Resiko Kesehatan Masyarakat

Ward juga memperingatkan bahwa situasinya mengerikan.

Menurut perkiraan PBB, sekitar 10,5 juta anak putus sekolah di Nigeria.

“Hilangnya mata pencaharian, tanah dan tanaman yang dilaporkan ditambah dengan efek COVID-19 adalah di luar sesuatu yang dapat ditanggung oleh masyarakat,” ujar Ward menambahkan.

"Kami sangat khawatir bahwa ini akan menyebabkan krisis pangan yang lebih besar di timur laut negara itu," ujar Ward menambahkan.

Sementara itu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kombinasi perubahan iklim, ketidakamanan, dan pandemi virus corona telah menempatkan kawasan itu di ambang kerawanan ‘bencana’ pangan.

Edward Kallon, koordinator kemanusiaan PBB untuk Nigeria, mengatakan sekitar 4,4 juta orang berada dalam risiko kekurangan pangan kritis.

Baca Juga: Stres Pandemi Tak Kunjung Usai? Yuk Rawat Tanaman Hias Ini, Bisa Mengurangi Stres Loh!

Kallon juga menyatakan bahwa ‘ancaman kerawanan pangan bencana yang terus meningkat’ ini adalah yang terburuk dalam lima tahun.

Kallon mengatakan bahwa tanpa bantuan kemanusiaan di negara bagian Borno, Adamawa dan Yobe, jutaan orang akan berjuang untuk mencari makan sendiri.

“Orang tua mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah untuk mengemis agar dapat bertahan hidup,” ujar Kallon.

“Perempuan telah berbagi bahwa mereka terpaksa makan rumput.” ujar Kallon menambahkan.

Krisis di Nigeria terjadi pada saat dunia menghadapi krisis kelaparan terbesar di abad ke-21, dengan perkiraan 5,7 juta anak balita di ambang kelaparan di seluruh dunia.

Lebih lanjut, menurut Save the Children, 13 juta anak di bawah 18 tahun sedang menghadapi kekurangan makanan yang ekstrem.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x