"Ini akan sulit dan menyakitkan dan memilukan,” lanjutnya.
Menurut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, penemuan terbaru ini akan memfokuskan kembali perhatian pada kengerian sekolah di mana pelecehan seksual, fisik, dan emosional biasa terjadi.
Penyelidikan terhadap nasib anak-anak yang hilang adalah pembenaran bagi masyarakat adat Kanada, yang sejarah lisannya menunjukkan bahwa ribuan anak telah menghilang dari sekolah sering ditanggapi dengan skeptis.
"Tidak dapat disangkal ini: Semua cerita yang diceritakan oleh para penyintas kami adalah benar," kata Cameron.
“Inilah yang dipaksakan oleh Gereja Katolik di Kanada dan pemerintah Kanada pada anak-anak kita,” lanjutnya.
Jumlah anak yang dikirim ke sekolah dan tidak pernah kembali ke rumah di Kanada tak terhitung banyaknya.
Penyakit, termasuk wabah flu Spanyol seabad yang lalu, sering menyapu asrama sekolah yang penuh sesak. Beberapa anak meninggal karena paparan setelah melarikan diri.
Kesaksian oleh mantan siswa di depan komisi juga menjelaskan peristiwa pembakaran mayat bayi yang lahir dari anak perempuan yang telah dihamili oleh para pendeta dan biarawan.
Komisi memperkirakan sekitar 4.100 anak hilang. Tetapi seorang mantan hakim Pribumi yang memimpin panel mengatakan bahwa dia sekarang percaya jumlahnya jauh melampaui 10.000.
Sebelumnya, jenazah 215 anak ditemukan di Kamloops Indian Residential School di British Columbia melalui penggunaan radar penembus tanah. Mirip seperti MRI scan, teknologi menghasilkan gambar anomali di dalam tanah.