Menurut para petani, wabah tikus yang menyerang Australia terjadi sangat parah dengan tikus-tikus menggigit kabel di mesin pencuci piring dan menyebabkan banjir serta berlarian di sekitar atap dan dinding.
Baca Juga: MUI : Pandemi COVID-19 Belum Reda, Masyarakat Diminta Bersabar Dan Tunggu Waktu Soal Haji
Wabah itu mengancam tanaman musim dingin serta kesehatan mental para petani, yang telah menerima dampak buruk dari kekeringan, kebakaran hutan, banjir, dan Covid-19 dalam beberapa tahun terakhir.
Xavier Martin, wakil presiden kelompok lobi petani New South Wales, mengatakan bahwa petani menentang penggunaan bromadiolone karena khawatir dapat membunuh satwa liar yang memakan tikus mati melalui keracunan sekunder.
Namun, pemerintah telah meminta “persetujuan mendesak” dari Australian Pesticides and Veterinary Medicines Authority untuk memungkinkan petani menggunakan bromadiolone, racun yang membunuh dengan mencegah pembekuan darah.
Banyak rekaman dramatis menunjukkan tikus menyerbu toko gandum, ladang, dan rumah.
Wabah tikus tidak hanya berdampak bagi ekonomi para petani tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat.
“Tidak ada yang pernah lupa hidup melalui wabah tikus,” kata Steve Henry, seorang ahli tikus di lembaga penelitian ilmiah Australia, Csiro dikutip ZONABANTEN.com dari Financial Times.
"Mereka masuk ke rumahmu, di setiap lemari, di tempat tidur dan di dapur, secara harfiah ke mana pun Anda pergi," katanya.