Kebanyakan luka diakibatkan oleh peluru karet, granat kejut atau pemukulan. Kejadian ini terjadi sehari setelah pasukan Israel menyerbu Al-Aqsa dan melukai lebih dari 200 warga Palestina.
Baca Juga: Kabar Duka dari Afghanistan, 68 Pelajar Tewas Dalam Serangan Bom di Kabul
Ketegangan meningkat di wilayah pendudukan Israel Tepi Barat dan jalur Gaza, sepanjang bulan suci Ramadhan. Semua ini terjadi di tengah kemarahan yang meningkat tentang potensi penggusuran warga Palestina dari rumah-rumah Yerusalem Timur, tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi.
Penjaga perbatasan Israel, selama beberapa hari terakhir, menggunakan cairan khusus skunk water, gas air mata, peluru berlapis karet dan granat kejut untuk membubarkan aksi duduk yang diadakan untuk mendukung keluarga yang menghadapi penggusuran di lingkungan Sheikh Jarrah.
Baca Juga: Keributan Terjadi di Al Aqsa, PM Israel Netanyahu Bersikeras Menolak Tekanan Internasional
Baca Juga: Waspadai Angka Covid-19, Wakil Ketua DPRD Tangsel: Pemkot Harus Tegas dan Preventif
Harry Fawcett, selaku wartawan dari Al Jazeera, melaporkan bahwa telah berulang kali terjadi bentrokan dan ketenangan di daerah antara pengunjuk rasa Palestina dan Polisi Israel.
“Kami juga telah melihat beberapa perkelahian lari, dengan orang-orang diseret ke tanah dan dipukuli [oleh polisi] tidak ditangkap, tetapi dibubarkan.”
Mohammed el-Kurd, seorang warga Palestina dari Sheikh Jarrah, telah berbagi rekaman polisi Israel yang dengan kasar membubarkan aksi duduk oleh pengunjuk rasa Palestina di lingkungan itu Dalam satu video, sekelompok polisi terlihat menghancurkan tenda dan mendorong orang menjauh dari lokasi protes.