Update Informasi Varian B117, Prof. Zubairi Djoerban Sebut Pasien Terinfeksi 64 Persen Lebih Mungkin Meninggal

- 20 Maret 2021, 11:45 WIB
Ilustrasi Varian Virus Corona B117
Ilustrasi Varian Virus Corona B117 /mattthewafflecat/Pixabay

ZONABANTEN.com – Mutasi virus corona yang teridentifikasi dengan nama B117 merupakan varian yang ditemukan pertama kali di Inggris.

Mutasi virus yang telah menyebar di London ini juga telah memasuki Indonesia dan diduga penularannya terjadi lebih cepat daripada virus corona tipe awal.

Terkait hal ini, Ketua Satgas Covid-19 PB IDI yakni Profesor Zubairi Djoerban memberikan informasi terkini mengenai perkembangan virus corona mutasi B117.

Melalui akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Zubairi menyebutkan bahwa varian B117 awalnya diberi nama VOC N501Y.V1 dan menurut penelitian terbaru, varian ini bisa menyebabkan kematian sebesar 64 persen.

Baca Juga: Satu Pesawat dengan Penumpang Positif COVID-19, Timnas Indonesia 'Dilarang' Tampil di All England

“Studi terbaru menyatakan orang yang terinfeksi varian ini didapati 64% lebih mungkin meninggal ketimbang orang yang terinfeksi dengan varian yang beredar sebelumnya,” tulis Zubairi seperti dikutip ZONA BANTEN dari Twitter @ProfesorZubairi.

Menurut keterangan Zubairi, varian ini juga diketahui telah meningkatkan angka kematian sebab kemunculannya berbarengan dengan tingginya okupansi di rumah sakit yang menangani virus corona.

“Kemunculan varian ini berbarengan dengan tingginya okupansi di rumah sakit-rumah sakit dan diketahui meningkatkan angka kematian,” tulis Zubairi.

Akan tetapi, Zubairi juga menyampaikan kabar baik mengenai varian B117 ini.

Zubairi menyebutkan bahwa varian ini secara efektif bisa ditangkal oleh vaksin Pfizer sebagaimana vaksinasi yang telah dilakukan di Inggris.

“Kabar baiknya, vaksinasi di Inggris –yang memakai Pfizer- terbukti efektif menangkal varian B117 ini,” tulisnya.

Baca Juga: Bikin Kesepakatan Damai, Negara-negara Ini Akan Pulihkan Hubungan Diplomatik Dengan Israel

Ia juga menegaskan betapa pentingnya memperhatikan studi terbaru terkait varian ini.

“Dus. Studi sebelumnya menyatakan B117 ini lebih mudah menular tapi tidak mematikan dan telah tersebar ke hampir 100 negara,” tulisnya.

“Semoga, studi terbaru yang dimuat di British Medical Journal (Jurnal Kedokteran Britania) ini jadi perhatian kita semua,” lanjut Zubairi.

Adapun, beberapa gejala yang dapat ditimbulkan oleh varian B117 ini selain gejala demam, batuk, hilangnya fungsi penciuman dan perasa juga dapat menimbulkan sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.

Gejala lain yang dilaporkan yakni diare, ruam kulit, kebingungan, serta hilang nafsu makan.

Di Indonesia baru-baru ini kasus infeksi varian B117 ditemukan di Bogor dengan pasien terinfeksi berkontak erat setelah pulang dari negara Afrika.

Melalui hasil tracking diketahui pasien tidak menularkan virus kepada orang-orang yang berkontak dengannya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x