Untuk mengetahui lebih lanjut, para astronom menggunakan simulasi untuk melacak evolusi exoplanet misterius ini.
Model tersebut menggunakan kalkulasi termodinamika berdasarkan seberapa besar inti batuan mereka, seberapa jauh mereka dari bintang induknya, dan seberapa panas gas di sekitarnya.
"Bertentangan dengan teori sebelumnya, penelitian kami menunjukkan bahwa beberapa planet ekstrasurya tidak pernah dapat membangun atmosfer gas pada awalnya," kata rekan penulis Eve Lee, Asisten Profesor di Departemen Fisika di Universitas McGill dan Institut Antariksa McGill seperti dikutip ZONA BANTEN dalam artikel Science Daily.
Penemuan ini menunjukkan bahwa tidak semua Super-Earth adalah sisa-sisa Mini-Neptunus. Sebaliknya, planet ekstrasurya dibentuk oleh satu distribusi batuan, lahir dalam cakram gas dan debu yang berputar di sekitar bintang induk.
"Beberapa bebatuan menumbuhkan cangkang gas, sementara yang lain muncul dan tetap menjadi Super-Earth berbatu," katanya.
Baca Juga: Gerindra Tolak Kerjasama Pengelolaan Sampah Tangsel, Ini Tanggapan PDI Perjuangan
Bagaimana Mini-Neptunus dan Super-Earths lahir?
Planet diperkirakan terbentuk dalam piringan gas dan debu yang berputar di sekitar bintang.
Batuan yang lebih besar dari bulan memiliki tarikan gravitasi yang cukup untuk menarik gas di sekitarnya untuk membentuk kulit di sekitar intinya.