Elon Musk Berencana Bangun Permukiman di Planet Mars, Ini Kemungkinan Masalah dan Solusi Pelaksanaannya

- 26 Januari 2021, 11:34 WIB
Ilustrasi Mars
Ilustrasi Mars /

ZONA BANTEN – Rencana Elon Musk untuk mengangkut satu juta orang ke Planet Mars telah didukung oleh seorang penulis yang mengusulkan "kemungkinan solusi" untuk rencana tersebut.

Dalam serangkaian tweet, Musk mengungkapkan rencananya untuk menjajah Planet Merah dengan membangun kota berpenduduk satu juta orang pada tahun 2050.

Musk mengatakan bahwa ia berharap untuk menghasilkan 1.000 pesawat luar angkasa SpaceX's Starship dalam waktu 10 tahun dan meluncurkannya tiga kali sehari.

Baca Juga: Menaker Beberkan Rekening Berikut Ini Tak Dapat Penyaluran BLT Subsidi Gaji Rp2,4 Juta, Periksa Sekarang 

Roket akan berangkat dari Bumi, masing-masing membawa sekitar 100 ton peralatan, serta 100 orang dengan harapan bisa membangun pemukiman permanen di Planet Mars.

Dilansir dari Express, penulis Joseph Pisenti mengungkapkan di saluran YouTube-nya 'RealLifeLore' bagaimana rencana Musk dilakukan.

“Komponen kunci agar migrasi orang ini terjadi berputar di sekitar kapal roket terbaru SpaceX yang dikenal sebagai Starship. Ini adalah kendaraan angkat berat yang dapat digunakan kembali sepenuhnya dan telah dikembangkan sejak 2018,” ujarnya seperti dikutip ZONA BANTEN dari artikel Express.

Baca Juga: Sinopsis Film Welcome to the Punch: Balas Budi Seorang Polisi pada Perampok, Tayang di Trans TV 

Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap prototipe.

Roket terdiri dari dua tahap, Super Heavy Booster untuk yang pertama dan Starship untuk yang kedua.

“Roket tersebut akan sepenuhnya dapat digunakan kembali. Begitu lepas landas dan didorong ke luar angkasa, tahap pertama akan turun kembali ke Bumi dan mendarat, seperti Falcon 9. Tapi begitu diluncurkan dari Bumi, Starship perlu diisi ulang sebelum memulai perjalanannya ke Planet Mars," kata Pisenti.

Baca Juga: Rasa Empati Dari Beberapa Kalangan Usai Pemecatan Frank Lampard sebagai Manajer Chelsea 

Pisenti melanjutkan dengan menguraikan beberapa masalah yang dapat muncul.

“Meskipun ini adalah roket yang sangat kuat, ia masih akan mengambil sebagian besar bahan bakarnya hanya untuk membebaskan diri dari gravitasi bumi. Untuk setiap roket yang menuju Mars, roket berikutnya harus diluncurkan untuk mengisi bahan bakar setiap kapal,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa ada hambatan yang memperumit proses ini yakni Bumi dan Mars berada pada jarak yang selalu berubah.

Baca Juga: Heboh! Adik Bupati Minahasa Selatan Nekat Hadang Mobil Suami Saat Bersama Selingkuhannya 

Itu karena Mars mengikuti apa yang disebut sebagai orbit eksentrik, yang artinya jauh dari lingkaran.

Jadi, pada saat Bumi dekat dengan Mars, di lain waktu jarak itu bisa lebih jauh.

Pisenti menjelaskan bagaimana Musk berencana menggunakan orbit ini untuk keuntungannya.

Baca Juga: Mengenal Prader-Willi Syndrome: Apa Kondisi dan Gejalanya 

Jadi daripada meluncurkan siapa pun, lebih baik menunggu 'jendela transfer' seperti yang sudah diketahui, yakni proses yang terjadi setiap 26 bulan.

“Tapi kerumitannya tidak berhenti di situ. Pulang ke rumah sama sekali tidak mungkin, karena semua bahan bakar akan habis selama perjalanan. Inilah mengapa pemukim pertama (yang sampai di Mars) harus segera mendirikan fasilitas produksi bahan bakar. Kalau tidak, semoga berhasil pulang atau memanfaatkan roket lagi,” kata Pisenti.

Tetapi Pisenti menjelaskan bagaimana para pemukim baru dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan potensi proyek ini.

Baca Juga: Hidden Hunger, Penyebab Cepat Sakit, Tubuh Kurus, Perut Buncit, Pertumbuhan Lambat, Ini Tips Mengatasinya 

“Bahan bakar yang kemungkinan besar akan memberi daya pada Starship dalam perjalanannya ke Mars adalah sesuatu yang dikenal sebagai Deep Cryo Methalox, yang pada dasarnya adalah metana dan oksigen cair. Masalahnya, bagaimanapun, akan menghasilkan ini di Mars dan menemukan cara yang efisien untuk melakukannya,” ujarnya.

Pisenti menambahkan bahwa solusi yang mungkin adalah menggunakan pencairan es yang ditemukan di Mars untuk air serta sejumlah besar karbon dioksida di atmosfer.

Bersama dengan proses konversi kimia yang kompleks, propelan bisa diproduksi, tetapi akan membutuhkan energi yang sangat besar untuk melakukannya.

Baca Juga: Melania Trump Menghilang dari Publik dan Rencanakan Perubahan Karier yang Mengejutkan 

Untuk mengisi tangki bahan bakar Starship yang berbobot 1.200 ton,  dibutuhkan sekitar 16 gigawatt jam tenaga produksi lokal Mars.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x