Berbohong dan Menipu Terkait Genosida Muslim Uighur, China Balas dengan Sanksi 28 Pejabat

- 21 Januari 2021, 10:54 WIB
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat.
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat. /Pixabay

ZONA BANTEN - Isu genosida terhadap Muslim Uighur yang dilakukan pemerintah China terus menjadi perbincangan publik.

Sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara di Eropa bahkan sangat menaruh perhatian terhadap isu genosida Muslim Uighur.

AS dan negara Eropa lainnya bahkan melakukan pemutusan sejumlah impor barang asal China.

Baca Juga: UPDATE Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika 21 Januari 2021: Rupiah Jauhi Kejaran Dolar

Menanggapi tuduhan yang terus dilontarkan AS dan negara barat lainnya, membuat China marah dan membalas dengan memberikan sanksi kepada 28 pejabat AS era Donald Trump.

Respon sanksi kepada 28 pejabat AS tersebut termasuk juga Menteri Luar Negeri AS di masa pemerintahan Donald Trump, Mike Pompeo.

Menurut China, Mike Pompeo telah melakukan 'kebohongan dan menipu' publik dengan isu genosida terhadap Muslim Uighur.

Baca Juga: Udara Dingin Bisa Sebabkan Nyeri Sendi? Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Lebih jauh China mengatakan ingin bekerja sama dengan pemerintahan baru AS Presiden Joe Biden, sambil mengumumkan sanksi terhadap mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo "yang berbohong dan menipu" dan 27 pejabat tinggi lain di bawah Donald Trump.

Langkah yang diumumkan pada Rabu silam itu merupakan tanda kemarahan China, terutama atas tuduhan yang dibuat Pompeo pada hari terakhirnya di kantor bahwa China melakukan genosida terhadap Muslim Uighur.

Penilaian ini juga dibenarkan oleh Anthony Blinken yang dipilih Biden untuk menggantikan Pompeo.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil? Hati-hati! Mungkin Itu Gejala Penyakit Ginjal

Dalam penolakan yang mencolok atas hubungannya dengan Washington di bawah Trump, kementerian luar negeri China itu mengumumkan sanksi itu dalam sebuah pernyataan yang muncul di lamannya sekitar waktu Biden mengambil sumpah presiden.

Pompeo dan yang lain telah "merencanakan, mempromosikan dan melaksanakan serangkaian langkah gila, sungguh-sungguh mencampuri urusan dalam negeri China, merongrong kepentingan China, menyinggung rakyat China, dan secara serius mengganggu hubungan China-AS," katanya.

Pejabat lain yang sedang lengser dan mantan pejabat Trump yang dijatuhi sanksi termasuk kepala perdagangan Peter Navarro, Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien dan John Bolton, Menteri Kesehatan Alex Azar, duta besar PBB Kelly Craft, dan mantan ajudan utama Trump, Steve Bannon.

Baca Juga: Update H+12 Pencarian Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182: Tim SAR Fokus ke Pencarian Bawah Laut

Sebanyak 28 mantan pejabat dan anggota keluarga dekat akan dilarang memasuki China daratan , Hong Kong atau Makao, dan perusahaan serta institusi yang terkait dengan mereka dilarang melakukan bisnis dengan China.

Pompeo dan lainnya yang diberi sanksi tidak menanggapi permintaan komentar. Departemen Luar Negeri AS juga tidak menanggapi.

Brian O'Toole, pakar sanksi di wadah pemikir Atlantic Council, melihat langkah China sebagai pembalasan dan "pernyataan politik lebih dari apa pun".

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil? Hati-hati! Mungkin Itu Gejala Penyakit Ginjal

"Saya menduga mereka akan kembali menerapkan kasus-per kasus daripada pembatasan yang dirumuskan dengan baik," katanya.

China telah menjatuhkan sanksi kepada anggota parlemen AS dalam setahun terakhir, tetapi menargetkan mantan dan pejabat AS yang sedang lengser adalah ekspresi penghinaan yang tidak biasa.

Pompeo, yang melakukan rentetan tindakan terhadap China di minggu-minggu terakhir masa jabatannya, menyatakan pada Selasa bahwa China telah melakukan "genosida dan kejahatan kemanusiaan" terhadap Muslim Uighur.

Baca Juga: Dilantik jadi Presiden AS, Joe Biden Izinkan Perjalanan Negara Muslim Hingga Tunda Deportasi Imigran

Blinken mengatakan pada Selasa bahwa dia setuju dengan penilaian tersebut.

"Memaksa pria, wanita, dan anak-anak ke dalam kamp konsentrasi; sebenarnya mencoba mendidik kembali mereka untuk menjadi penganut ideologi Partai Komunis China, semua itu menyuarakan upaya melakukan genosida," kata Blinken.

China berulang kali menolak tuduhan pelanggaran di wilayah Xinjiang, di mana tim penilai Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan setidaknya 1 juta orang Uighur dan Muslim lain ditahan di kamp-kamp.

Menanggapi tuduhan Xinjiang, juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan pada jumpa pers: "Pompeo membuat begitu banyak kebohongan dalam beberapa tahun terakhir, dan ini cuma kebohongan besar lain."

Baca Juga: 21 Januari Diperingati Hari Peluk Nasional, Berikut Manfaat Berpelukan dan Fakta-Faktanya

"Politisi AS ini terkenal karena berbohong dan menipu, membuatnya jadi bahan tertawaan dan seorang badut,” lanjutnya.

Hua mengatakan China berharap "pemerintahan baru itu akan bekerja sama dengan China dalam semangat saling menghormati, menangani perbedaan dengan patut, dan melakukan lebih banyak kerja sama saling menguntungkan di lebih banyak sektor."

China berharap pemerintahan baru AS dapat memiliki penilaian yang masuk akal dan berpikiran dingin tentang masalah Xinjiang, di antara masalah lain.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x