ZONABANTEN.com - Kabar mengejutkan kembali datang dari cerita para mantan tahanan di kamp konsentrasi di Xinjiang, China.
Derita muslim Uighur di kamp konsentrasi terus menjadi rahasia umum yang jadi perbincangan.
Dikutip dari Al Jazeera, Sayragul Sautbay mantan tahanan di kamp konsentrasi yang diperuntukan bagi muslim Uighur mengaku dipaksa makan daging babi.
Baca Juga: Menurut Primbon Jawa, 3 Weton ini Diramal Bakalan Tajir Melintir, Salah Satunya Senin Wage
Sautbay mengatakan bahwa pemberian makan babi secara paksa paling merajalela di kamp pendidikan ulang dan pusat penahanan.
Sudah lebih dari dua tahun sejak Sayragul Sautbay dibebaskan dari kamp pendidikan ulang di wilayah paling barat China, Xinjiang.
Namun ibu dua anak ini masih mengalami mimpi buruk dan kenangan menyakitkan dari “penghinaan dan kekerasan” yang dialaminya selama ditahan.
Baca Juga: Update Harga Emas Batangan ANTAM Hari Ini di Galeri 24, Sabtu 5 Desember 2020, Buyback Naik Banyak
Sautbay, seorang dokter medis dan tenaga pendidik yang sekarang tinggal di Swedia, baru-baru ini menerbitkan sebuah buku di mana dia merinci cobaan berat yang pernah dialaminya.
Di dalam bukunya tertulis ia menyaksikan pemukulan, dugaan pelecehan seksual dan "sterilisasi" paksa.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, dirinya menjelaskan lebih banyak tentang penghinaan lain yang dialami etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya.
Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Tandatangani Surat Persetujuan Tiga Calon Daerah Otonom Baru
Penghinaan yang dimaksud diantaranya mereka dipaksa mengonsumsi daging babi, daging yang dilarang keras dijadikan makanan dalam Islam.
“Setiap Jumat, kami dipaksa makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari yang suci bagi umat Islam. dan jika Anda menolaknya, Anda akan mendapatkan hukuman yang berat," kata Sautbay.
Dia menambahkan bahwa kebijakan tersebut dirancang untuk menimbulkan rasa malu dan rasa bersalah pada para tahanan Muslim.
Baca Juga: Update Harga Emas Antam di Pegadaian, 5 Desember 2020: Retro, Batik Naik, Eh, UBS Turun
Kesaksian dari Sautbay dan yang lainnya memberikan indikasi tentang bagaimana cara China melakukan tindakan di Xinjiang dengan menargetkan kepercayaan budaya dan agama dari sebagian besar etnis minoritas Muslim.
#Sayragul #Sautbay released a book about her experience at Chinese concentration camp (part 1). Chinese Genocide policy against the Native People of #EastTurkistan #Uygurs #Kazakhs #Kyrgyz #Uzbeks and #Tatars #IndepenceToEastTurkistan #FreeKazakhs pic.twitter.com/otlXJ9X6QQ— FreeKazakhs (@FreeKazakhs) August 20, 2020
Pada tahun 2017 China diduga menerapkan pengawasan secara luas dan membuka jaringan kamp yang dimilikinya sebagai alasan pembenaran melawan "ekstremisme".***