ZONABANTEN.com - Ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa petang 4 Agustus 2020 telah memakan korban jiwa sebanyak 50 orang.
Di daerah sekitar pelabuhan tempat terjadinya ledakan tersebut terdapat sejumlah gudang-gudang yang menampung bahan peledak.
Saking besarnya ledakan tersebut, diketahui Pemerintah AS juga mengambil tindakan melalui arahan Donald Trump untuk melacak ledakan mematikan di Beirut.
Selain menewaskan 50 orang warga, ledakan tersebut juga telah melukai 2.750 orang yang berada di sekitar tempat kejadian.
Baca Juga: Harga Emas Antam 24 Karat Hari Rabu 5 Agustus 2020 NAIK 19 Ribu Menjadi Rp.1.048.000
Diperkirakan korban juga masih akan terus bertambah karena hingga kini pihak pemerintah masih melakukan evakuasi untuk pencarian para korban.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari RT, ledakan ini terjadi pada hari Selasa Petang di sekitar Istana Baada.
Kediaman resmi Presiden Lebanon dikabarkan turut mengalami kerusakan akibat ledakan yang cukup besar ini.
Artikel ini telah dimuat di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 50 Orang Tewas Akibat Ledakan di Lebanon, Guncangan Terasa Seperti Gempa Bumi
Survei Geologi Amerika Serikat menunjukkan bahwa ledakan besar di Beirut begitu kuat.
Ini menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa bumi magnitudo 3,3.
Selain setara dengan guncangan gempa bumi magnitudo 3,3, ledakan tersebut juga dikhawatirkan akan menyebabkan adanya gas beracun.
"Ada laporan gas beracun yang lepas akibat ledakan tersebut, sehingga semua daerah itu harus tinggal di dalam ruangan.
Baca Juga: Konflik AS - Tiongkok di Laut China Selatan Berpotensi Perang Terbuka, Indonesia Diminta Waspada
"Dan memakai masker jika ada," tutur informasi dari Kedutaan Besar AS di Lebanon.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab ledakan besar tersebut.
Namun pihak berwenang memperkirakan ledakan ini terjadi karena adanya material gampang meledak yang tersimpan di dekat lokasi, terpicu dengan sendirinya dan menghasilkan sebuah ledakan besar.*** (Alza Ahdira)