Akibat Krisis Ukraina, Rusia Mendapat Kecaman dari Korban Selamat Bom Atom 1945 di Jepang

27 Februari 2022, 17:42 WIB
Ilustrasi. Akibat Krisis Ukraina, Rusia Mendapat Kecaman dari Korban Selamat Bom Atom 1945 di Jepang /Matti/Pexels/

ZONABANTEN.com – Invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina menuai kecaman dari pelbagai pihak di seluruh penjuru dunia.

Salah satunya datang dari para korban selamat tragedi bom atom 1945 di prefektur Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Dilansir ZONABANTEN.com dari Asahi, para penyintas tragedi terdahsyat pada penghujung perang dunia ke 2 yang dikenal dengan nama kelompok ‘Hibakusha‘ atau berarti ‘Orang-orang yang terdampak ledakan bom‘ tersebut mengutarakan amarah mereka kepada Rusia.

Hal ini bukan tanpa dasar. Selain karena tragedi bom atom 1945, Rusia pun dikenal dengan program pengembangan nuklir mereka yang terkenal sebagai salah satu yang paling maju di muka bumi ini.

Dalam peringatannya kepada Amerika dan negara-negara aliansi mereka, presiden Rusia, Vladimir Putin, sempat menyinggung bahwa Rusia adalah yang terbaik dalam pengembangan persenjataan nuklir.

Baca Juga: Profil Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina yang Pimpin Rakyat Lawan Rusia, Pernah Menjadi Aktor

Baca Juga: Melarikan Diri dari Krisis Ukraina yang Semakin Panas, Seorang Pengungsi Melahirkan Bayi di Bawah Tanah

“Saya merasa akan ada bahaya besar yang sungguh mengancam ketika dia (Putin) mengucapkan pernyataan tersebut,“ Kata Hiromu Morishita, salah seorang anggota Hibakusha berusia 91 tahun.

Bersama kelompoknya, Morishita mengecam komentar yang dibuat oleh Putin tersebut.

Morishita pernah berkunjung baik ke Ukraina maupun Rusia pada tahun 2004 sebagai pemateri di beberapa universitas.

Ia menceritakan betapa bahayanya situasi yang terjadi ketika bom atom diledakkan pada tahun 1945.

Pada waktu bom atom diledakkan oleh Amerika Serikat, Morishita tengah berada dalam jarak 1,5 kilometer dari lokasi dimana bom atom yang diluncurkan membumihanguskan daerahnya di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Tentu saja akibat bom atom tersebut, terdapat ribuan bahkan mungkin lebih banyak korban jiwa akibat insiden tersebut.

3 hari setelahnya, bom sejenis diledakkan di Nagasaki.

Morishita menderita luka bakar serius pada wajah dan lehernya dalam serangan Amerika itu.

Kharkiv yang diserang oleh Rusia pada 24 Februari 2022 kemarin merupakan salah satu daerah yang dikunjungi oleh Morishita.

Baca Juga: Profil Maria Vania, Presenter dan Model Cantik yang Jadi Idaman Banyak Orang

Sebanyak kurang lebih 200 mahasiswa menghadiri pertemuan yang dihadiri Morishita. Sebagian dari mereka mengaku tidak dapat membayangkan apa yang terjadi di tahun 1945.

Dalam kesempatan lain, Morishita bertemu dengan seorang korban selamat dari tragedi Chernobyl pada tahun 1968. Isak tangis mewarnai pertemuan tersebut.

“Rakyat Rusia dan Ukraina itu sama-sama manusia. Jadi saya percaya bahwasanya mereka bisa mengerti satu sama lain bila bersedia untuk duduk bersama dan membicarakan masalah tersebut secara baik-baik.” Ujar Morishita.

Ada beberapa komentar yang berdatangan dari korban bom atom 1945 lainnya.

Salah satu yang bersuara adalah Terumi Tanaka, seorang korban selamat dari tragedi bom atom Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Tanaka, yang merupakan salah satu pemimpin konfederasi penyintas tragedi bom atom bernama ‘Nihon Hidankyo‘ tersebut mengutarakan amarahnya kepada Vladimir Putin.

“Apa yang ia lakukan dengan mengancam orang lain dengan senjata nuklir itu sungguh tak bisa dimaafkan,“ Ucap pria berusia 89 tahun itu.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Asahi

Tags

Terkini

Terpopuler