ZONABANTEN.com – Israel telah mengurungkan rencana perluasan taman nasional di situs gereja bersejarah di kawasan Yerusalem Timur.
Dikutip ZONABANTEN.com dari Middle East Eye, pada Rabu, 23 Februari 2022, Otoritas Alam dan Taman Israel (INPA) mengatakan pihaknya telah mengurungkan rencana kontroversial tersebut setelah mendapat pertentangan dari para pemimpin gereja.
Pemimpin gereja dan kelompok hak asasi mengklaim bahwa rencana tersebut merupakan bentuk perebutan kekuasaan dan ancaman terhadap kehadiran Kristen di Tanah Suci (Holy Land).
Selain itu, dalam sebuah surat yang dikirimkan oleh para pemimpin gereja pada Menteri Perlindungan Lingkungan Israel, Tamar Zandberg menyebutkan rencana Israel untuk memperluas Taman Nasional Tembok Yerusalem dengan tambahan 68 hektar disebut sebagai serangan langsung dan terencana terhadap orang-orang Kristen di Tanah Suci, di gereja-gereja, dan di atas hak kuno mereka yang dijamin secara internasional di Kota Suci.
Para patriarkat juga menyatakan bahwa rencana perluasan tersebut diajukan, dan sedang diatur, dikembangkan, dan dipromosikan oleh entitas yang tujuan utamanya adalah untuk menyita dan menasionalisasi salah satu situs tersuci bagi umat Kristen dan mengubah sifatnya.
Pihak penentang juga menyoroti hubungan antara INPA dan kelompok nasionalis yang bekerja untuk meningkatkan kehadiran pemukim Israel di wilayah Yerusalem Timur, termasuk di wilayah Sheikh Jarrah yang hingga saat ini masih berada dalam ketegangan.
Baca Juga: 12 Makanan yang Harus Dimakan untuk Mendapatkan Tidur Malam yang Nyenyak
Menanggapi pertentangan tersebut, Juru Bicara INPA pun membuka suara dan mengatakan bahwa rencana perluasan taman nasional oleh Israel guna melestarikan daerah di atas tanah milik gereja sebagai lanskap budaya dan warisan penting di dunia.
Namun LSM Israel yang berhaluan kiri Bimkom, Emek Shaveh, Ir Amim, dan Peace Now juga melayangkan kritik atas rencana Israel dan mengatakan bahwa ada ‘hubungan langsung’ antara perluasan taman nasional di wilayah Yerusalem Timur dengan pengusiran warga Palestina di Sheikh Jarrah.
Sehingga, mereka menyampaikan rasa keberatan atas sikap Israel yang melakukan penyalahgunaan terhadap rencana perluasan dengan dalih membentuk kembali narasi sejarah.***