COVID-19 Belum Selesai, China Temukan Virus Corona Baru dari Kelelawar, Serangan Baru Penyakit Berbahaya?

30 Januari 2022, 18:57 WIB
COVID-19 Belum Selesai, China Temukan Virus Corona Baru dari Kelelawar, Serangan Baru Penyakit Berbahaya? /PIXABAY/geralt /

ZONABANTEN.com - Peneliti China dilaporkan telah menemukan jenis virus Corona baru dari sekelompok kelelawar, di saat pandemi COVID-19 belum usai.

Virus Corona baru itu dinamakan NeoCov, seperti dilaporkan oleh Kantor Berita Rusia TAS pada 28 Januari 2022.

Virus baru tersebut dideteksi sejumlah peneliti asal China dalam penelitiannya pada populasi kelelawar di Afrika Selatan.

Menurut laporan, virus itu terkait erat dengan virus Corona dalam penyakit sindrom pernapasan Timur Tengah yang dikenal sebagai MERS.

Baca Juga: China Laporkan 34 Kasus Baru COVID-19 di Antara Personel Terkait Olimpiade

Bahkan, virus NeoCov juga diketahui dapat memasuki sel manusia dengan cara yang sama seperti SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

Hanya satu mutasi lagi dari jadi berbahaya bagi manusia, kata para peneliti dalam makalah yang dibagikan melalui perpustakaan elektronik bioRxiv.

"Dalam penelitian ini, kami secara tak terduga menemukan bahwa NeoCoV dan kerabat dekatnya, PDF-2180-CoV, dapat secara efisien menggunakan beberapa jenis enzim pengubah Angiotensin 2 (ACE2) kelelawar," tulis makalah itu.

"Dan yang kurang menguntungkan, ACE2 manusia masuk," tulis para peneliti tersebut menambahkan keterangannya dalam makalah itu.

Bahkan, jika virus Corona baru itu terus bermutasi, maka bisa menjadi MERS-CoV-2 dengan tingkat kematian dan penularan yang tinggi.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Jumlah Pemagang Dari Luar Jepang Alami Penurunan Akibat Pandemi

"Studi kami menunjukkan kasus pertama penggunaan ACE2 pada virus terkait MERS, menjelaskan potensi ancaman keamanan hayati dari kemunculan ACE2 pada manusia menggunakan 'MERS-CoV-2' dengan tingkat kematian dan penularan yang tinggi," tulis laporan itu lagi.

Tak hanya itu, tim peneliti China tersebut menyebut infeksi dari virus ini tidak dapat dinetralisir silang oleh antibodi yang menargetkan SARS-CoV-2 atau MERS-CoV.

Hingga saat ini, potensi bahaya NeoCov bagi manusia memang masih memerlukan studi lebih lanjut, seperti diklaim oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO.

"Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia akan memerlukan penelitian lebih lanjut," kata WHO.

Saat ini, mereka bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Lingkungan PBB (UNEP) untuk memantau dan menanggapi ancaman virus dari hewan yang muncul.

"Hewan, khususnya satwa liar merupakan sumber lebih dari 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul pada manusia," kata mereka lagi.

Baca Juga: Gempar! Ilmuwan China Temukan Virus Baru NeoCov Pada Kelelawar Setelah Covid-19, WHO Katakan Ini

"Banyak di antaranya disebabkan oleh virus baru. Virus corona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami dari banyak virus ini," sebut WHO.

Meski begitu, badan global tersebut menyampaikan apresiasi kepada tim penelitia China yang telah menemukan virus Corona baru ini.

"Terima kasih kepada para peneliti karena telah membagikan temuan mereka dalam pracetak," demikian pernyataan dari WHO.

Kemunculan virus Corona baru ini diharapkan bisa segera dicegah agar tidak membahayakan manusia. Sebab, hingga saat ini dampak dari pandemi COVID-19 saja masih belum selesai di seluruh dunia.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: TASS

Tags

Terkini

Terpopuler