Harga Minyak Melonjak Tembus 90 Dollar AS, Dipicu Konflik Rusia Ukraina

27 Januari 2022, 14:56 WIB
Harga Minyak Melonjak Tembus 90 Dollar AS, Dipicu Konflik Rusia Ukraina /Vovashevchuk/Pixabay

ZONABANTEN.com — Harga minyak mentah kembali melonjak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tembus angka 90 dolar AS per barel. Angka ini tercatat sebagai harga tertinggi selama 8 tahun terakhir.

Melonjaknya harga minyak mentah ini dipicu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina yang semakin tajam dan menegangkan. Aksi Rusia yang mengumpulkan ribuan tentara di perbatasan Ukraina memicu ketakutan dan invasi yang mungkin akan dilancarkan Rusia ke Ukraina.

Aksi tersebut menyebabkan harga-harga di pasar energi naik di tengah kekhawatiran bahwa pasokan gas Rusia ke Eropa dapat terganggu. Hal ini karena Rusia juga merupakan salah satu negara pengekspor minyak terbesar di dunia.

Baca Juga: Enak dan Sehat, 6 Cemilan Ini dapat Kurangi Risiko Kematian Akibat Kanker, Lho!

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret terangkat 1,76 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi menetap di 89,96 dolar AS per barel, setelah melampaui 90 dolar AS. Ini tercatat untuk pertama kalinya sejak Oktober 2014.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret naik 1,75 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup di 87,35 dolar AS per barel.

Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken memberikan pernyataan dan  memastikan bahwa pasokan energi global tidak terganggu jika Rusia mengambil tindakan.

"Pasar gelisah bahwa pasokan fisik dapat terganggu," kata Paul Sheldon, kepala penasihat geopolitik, analitik, di S&P Global Platts.

Baca Juga: 5 Novel Klasik Dunia Populer Sepanjang Masa, Wajib Anda Baca

"Kemungkinan besar, aliran akan berlanjut, tetapi risikonya tidak dapat diabaikan bahwa sesuatu dapat mempengaruhi keseimbangan fisik," sambungnya.

Presiden AS Joe Biden mengatakan akan mempertimbangkan sanksi pribadi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin jika Rusia mengambil tindakan menginvasi Ukraina. Hal ini disampaikan Biden pada hari selasa 25 Januari 2022.

Ketegangan politik global ini menambah kekhawatiran tentang pasar energi yang sudah ketat.

"Satu-satunya organisasi yang dapat mengubah arah harga sekarang adalah OPEC," kata Claudio Galimberti, wakil presiden senior analisis di Rystad.

Permintaan pasar yang tetap kuat, menunjukkan persediaan minyak mungkin menurun. Menyikapi hal tersebut, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu (OPEC+) akan bertemu pada 2 Februari untuk mempertimbangkan peningkatan produksi lainnya.

Baca Juga: David Beckham Kesal, Usai Putrinya Akui ‘Naksir’ Seseorang

Sementara itu, persediaan minyak di Amerika Serikat naik dalam minggu terakhir, dengan stok minyak mentah naik 2,4 juta barel. Persediaan bensin juga naik ke level tertinggi dalam hampir satu tahun terakhir.

Produk olahan AS yang dipasok  sesuai ukuran permintaan pasar, melonjak lagi dan menempatkan rata-rata pergerakan empat minggu di 21,2 juta barel per hari.

Peningkatan ini dipimpin konsumsi sulingan seperti solar, karena penggunaan bensin telah melemah dalam beberapa pekan terakhir.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler