Kebijakan Baru, Wanita Muslim Diizinkan Tidak Memakai Jilbab Oleh Putra Mahkota Arab Saudi

21 Januari 2022, 18:27 WIB
Wanita Muslim diizinkan tidak memakai jilbab oleh Putra Mahkota Arab Saudi, kenapa bisa? / Instagram @mohammed_bin_salman_ksa /

ZONABANTEN.com - Wanita Muslim diizinkan tidak memakai jilbab oleh Putra Mahkota Arab Saudi, akhir zaman semakin dekat? Jawabannya bisa ditemukan pada artikel ini.

Putra mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman sering timbulkan banyak kontroversi semenjak menggantikan posisi ayahnya dalam menentukan kebijakan.

Putra Mahkota Arab Saudi mempercayai bahwa hal itu dimaksudkan agar negara yang dipimpinnya menjadi super power dalam beberapa tahun kedepan.

Namun pada beberapa perubahan yang ia buat, tak sedikit yang terasa janggal dan banyak jadi perbincangan berbagai pihak.

 Baca Juga: Heboh! Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman Sebut Wanita Muslim Tak Perlu Berhijab, Ini Alasannya

Bahkan, banyak aturan yang bertentangan dengan syariat Islam namun bisa berlaku dengan bebas di negara penghasil minyak terbesar di dunia tersebut.

Salah satu diantaranya adalah kebijakan Putra Mahkota yang membolehkan wanita memakai bikini di pantai, yang otomatis mengizinkan perempuan muslim memamerkan auratnya.

Kerajaan Arab Saudi kini sedang memasuki era modernisasi di hampir seluruh sisi kehidupan.

Hal itu dalam upaya mewujudkan visi 2030 yang telah diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

 Baca Juga: Live Streaming, Manchester United vs West Ham, Prediksi dan Head To Head

Salah seorang pejabat yang bertanggung atas media internasional pada Kementerian Budaya dan Informasi Pemerintah Arab Saudi Khaled A.A. Al Ghamdi, mengatakan : 

“Adalah hak para wanita ARab Saudi untuk mengenakan busana yang mereka sukai,” ujarnya, sebagaimana Tim ZONABANTEN.com kutip dari laman Iran International pada 21 Januari 2022.

“Majelis Ulama dan komunitas agama di negara itu dapat menerima cara bagaimana wanita berbusana karena hal ini tidak bertentangan dengan program modernisasi pemerintah,” Khaleed menambahkan 

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa aktivis hak-hak perempuan di Arab Saudi telah mencoba berjalan di jalan-jalan tanpa mengenakan pakaian Islami konvensional.

 Baca Juga: Gus Baha Bongkar Rahasia Masuk Surga Dengan Sedikit Amalan, Kamu Wajut Tau!

Di antara para ulama yang setuju dengan modernisasi Saudi tersebut adalah (Sheikh Abdur-Rahman) As-Sudais (Presiden Masjidil Haram) dan

Sheikh Saleh Al-Talib (salah seorang imam di Masjidil Haram).

Mengenai ulama yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah Saudi tentang modernisasi itu, dia mengakui bahwa memang ada ulama yang berbeda pendapat dengan pemerintah.

“Karena masyarakat Arab Saudi memiliki hak mereka masing-masing untuk berpendapat selama mereka tidak menyakiti orang, namun mereka bisa mengkritisi sistem yang dijalankan pemerintah,” sambungnya.

 Baca Juga: Tega! Demi Liburan dengan Sang Kekasih, Ibu Ini Rela Tinggalkan Kedua Anaknya Di Rumah

"Ulama besar Islam seperti Imam Hambali dan Imam Syafi'i juga memiliki perbedaan pandangan dalam beberapa hal, namun mereka tidak bisa memaksakan pendapat mereka mengenai suatu hal kepada orang lain,” pungkas Khaleed.

seraya menambahkan bahwa para ulama yang mereka anggap terlalu konservatif tidak mewakili kebijakan pemerintah.

France News Agency pernah menerbitkan sebuah foto dan wawancara dengan seorang wanita Saudi berusia 25 tahun yang mengatakan dia telah berjalan tanpa jilbab di jalan-jalan Riyadh selama empat bulan terakhir. 

Dia berkata, ”Tidak ada yang bisa memaksanya melakukan apa yang tidak dia inginkan.”

Baca Juga: Tutup Rangkaian Hari Amal Bhakti ke 76, Kemenag Serahkan Santunan Anak Yatim Lintas Agama

Laporan tersebut juga menyebutkan wanita 33 tahun lainnya, mengatakan dia hanya mengenakan pakaian Islami di tempat kerjanya dan tidak ada tempat umum lainnya di Riyadh.

Terlepas dari tekanan agama yang dominan, beberapa wanita di Arab Saudi mengenakan pakaian yang lebih terbuka, dan beberapa lainnya mengenakan warna-warna cerah daripada hitam konvensional.

Tidak ada undang-undang yang jelas di Arab Saudi untuk hijab wajib, dan sebagian besar tekanan dari fundamentalis agama yang dirasakan dalam hal ini. 

Saat ini, Iran adalah satu-satunya negara Muslim di dunia dengan undang-undang hijab wajib yang jelas dalam konstitusinya, bahkan untuk pejabat asing dan non-Muslim.

Baca Juga: Anak Farida Nurhan Jalani Operasi Plastik, Berikut Profil Lengkapnya

Mohammed Bin Salman, putra mahkota Arab Saudi mengatakan kepada bahwa tradisi hijab mungkin akan dimoderasi. 

Menurut Putra mahkota, tidak ada mandat bagi Abaye dalam Islam. Abaye atau busan khusus di Arab, adalah pakaian hitam yang dikenakan di Arab Saudi dan beberapa negara Muslim lainnya.

Kemunculan banyak perempuan dengan pakaian yang tidak menutup aurat seperti itu, ternyata salah satu tanda datangnya kiamat kecil dan kiamat besar. 

Dikutip dari kitab Syaik Mahmud Al-Mishri, 'Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah', disebutkan:

Baca Juga: KBS Minta Maaf Karena Menyakiti Kuda Dalam Syuting Drama Korea ‘The King of Tears, Lee Bang Won’

Salah satu tanda kiamat akan segera datang, yakni munculnya orang-orang yang berpakaian tetapi telanjang. 

Orang-orang seperti itu, tergambar dari banyak munculnya perempuan yang suka pamer aurat (atau disebut al-Mutabarrijat) seperti yang terjadi saat ini. ***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Old Iran

Tags

Terkini

Terpopuler