Penelitian: Virus Covid-19 Dapat Menyebar ke Jantung dan Otak Dalam Beberapa Hari Setelah Terinfeksi

28 Desember 2021, 09:31 WIB
Penelitian: Virus Covid-19 Dapat Menyebar ke Jantung dan Otak Dalam Beberapa Hari Setelah Terinfeksi/Ilustrasi dari Andrea Piacquadio/Pexels /

ZONABANTEN.com – Sebuah studi baru mengungkap hal baru terkait penyebaran virus COVID-19.

Menurut penelitian tersebut, virus COVID-19 dapat menyebar ke jantung dan otak pasien dalam beberapa hari setelah terinfeksi.

Selain itu, virus COVID-19 tersebut juga dapat bertahan selama berbulan-bulan di dalam organ pasien yang terinfeksi.

Para ilmuwan di Institut Kesehatan Nasional Maryland, Amerika Serikat, mempelajari jaringan yang diambil dari 44 orang yang telah meninggal setelah tertular penyakit selama tahun pertama pandemi di Amerika Serikat.

Baca Juga: Membanggakan! Peringati 3 Tahun Lagu 'Promise' Penggemar Jimin BTS Donasi 121 Juta ke Yayasan Leukemia Anak

Mereka menemukan RNA SARS-CoV-2 di berbagai bagian tubuh, termasuk jantung dan otak. Lalu, 230 hari setelahnya timbulah beberapa gejala.

Pembersihan virus yang tertunda itu disebut juga “Sekuele pasca-akut SARS-CoV-2” yang didefinisikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit sebagai serangkaian gejala jangka panjang.

Studi ini sedang ditinjau lebih lanjut oleh para ilmuwan independent untuk dipublikasikan di jurnal Nature.

“Ini adalah pekerjaan yang sangat penting. Sudah lama kami bertanya-tanya mengapa COVID nampaknya mempengaruhi begitu banyak sistem organ,” ujar Ziyad Al-Aly, seorang direktur pusat epidemologi klinis di sistem perawatan kesehatan St.Louis, Missouri.

Baca Juga: Suriah Kecam Rencana Israel akan Tambah Jumlah Pemukiman di Dataran Tinggi Golan

“Hasil (penelitian) kami secara kolektif menunjukkan bahwa sementara beban tertinggi SARS-CoV-2 ada di saluran udara dan paru-paru. Virus dapat menyebar lebih awal selama infeksi dan menginfeksi sel di seluruh tubuh, termasuk otak,” ujar tim yang dipimpin oleh Daniel Chertow, yang menjalankan bagian pantogen di NIH (National Institute of Health).

Raina Maclntyre, seorang profesor biosekuriti global di University of New South Wales, Sydney, Australia, mengatakan bahwa penelitian itu memberikan peringatan tentang infeksi massal terhadap anak-anak dan orang dewasa.

“Kami belum tahu beban penyakit kronis apa yang akan terjadi di tahun-tahun yang akan datang. Apakah akan mengalami gagal jantung atau demensia, ini adalah pertanyaan yang belum terjawab,” ujarnya.

Para ilmuwan di National Institute of Health (NIH), mengatakan bahwa infeksi pada sistem paru-paru dapat menyebabkan fase “viremic” di awal.

Baca Juga: Rizky Billar Murka Anak dan Istrinya Dicibir, Sampai Gemetar Saat Mengetik Instastory Ini

Pada fase itu, virus corona hadir dalam aliran darah di seluruh tubuh.

Raina Maclntyre juga mengatakan bahwa temuan itu juga mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa virus secara langsung membunuh sel-sel otot jantung dan pasien yang bertahan hidup menderita defisit kognitif.

Virus itu terdeteksi di otak enam pasien yang meninggal lebih dari sebulan setelah mereka mengalami gejala di sebagian besar area otak lima pasien, termasuk satu yang meninggal 230 hari setelah timbulnya gejala.

Penelitian yang berfokus pada beberapa area otak, sangat membantu bagi para peneliti.

Baca Juga: Hati-hati! Bukan Semeru, Ternyata Gunung ini yang Diprediksi Meletus Hebat di Tahun Baru 2022

“Ini dapat membantu kita dalam memahami penurunan neurokognitif atau ‘kabut otak’. Juga manifestasi neuropsikiatri lainnya dari virus COVID-19,” ujar Ziyad Al-Aly.

“Kita perlu memikirkan SARS-CoV-2 sebagai virus sistemik yang mungkin hilang pada beberapa orang, namun pada orang lainnya dapat bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan,” tambahnya. ***

Editor: Yuliansyah

Sumber: NY Post

Tags

Terkini

Terpopuler