Dipaksa untuk Pulang, Atlet Belarusia Mendapatkan Visa Kemanusiaan dari Polandia

3 Agustus 2021, 14:12 WIB
Pelari Belarusia Krystsina Tsimanouskaya (kaos ungu) saat dikawal polisi Jepang. /ISSEI KATO/REUTERS

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Krystsina Tsimanouskaya, atlet Olimpiade Belarusia yang dipaksa kembali ke negaranya, telah diberikan visa kemanusiaan oleh Polandia. 

Wakil menteri luar negeri Polandia mengkonfirmasi pemberian visa itu pada hari Senin 2 Agustus 2021.

Langkah itu dilakukan setelah sprinter berusia 24 tahun itu menolak untuk terbang pulang dari Tokyo pada hari Minggu, seraya mengatakan timnya berusaha memaksanya naik ke pesawat. 

Tsimanouskaya kemudian mencari perlindungan polisi Jepang dan pada hari Senin melakukan perjalanan ke kedutaan Polandia di ibukota Jepang.

Kantor berita REUTERS mengatakan, Tsimanouskaya tiba di gedung itu dengan van perak tak bertanda sekitar pukul 5 sore waktu setempat atau jam 15.00 WIB.

Dia melangkah keluar dengan barang bawaan tim resminya dan disambut oleh dua petugas sebelum memasuki lokasi.

Wakil Menteri Luar Negeri Marcin Przydacz mengatakan Tsimanouskaya melakukan kontak langsung dengan diplomat Polandia di Tokyo.

"Dia telah menerima visa kemanusiaan," ujar Przydacz melalui akun Twitter miliknya. 

"Polandia akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membantunya melanjutkan karir olahraganya." ujar unggahan Przydacz tersebut.


Baca Juga: Agnez Mo Memberikan Ucapan Selamat Kepada Greysia Polii, Ternyata Mereka Telah Bersahabat Sejak Lama

Przydacz mengatakan kepada Reuters bahwa Tsimanouskaya dalam kondisi aman dan baik setelah tiba di kedutaan Polandia.

Pejabat kementerian luar negeri yang dikutip oleh media Polandia mengatakan mereka mengharapkan dia melakukan perjalanan ke Polandia minggu ini.

Belarusian Sports Solidarity Foundation mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa kelompok itu telah membelikan tiket pesawat ke Warsawa untuk penerbangan hari Rabu.

Sementara itu, sumber kementerian dalam negeri Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa suami Tsimanouskaya, Arseni Zhdanevich, telah memasuki Ukraina.

Tidak segera jelas apakah dia pergi ke Polandia untuk bertemu kembali dengan pasangannya.

Keadaan saat ini tampaknya dimulai setelah Tsimanouskaya mengkritik cara pegawai ofisial mengelola tim Olimpiade Belarusia.

Tsimanouskaya kemudian tampaknya bergegas ke bandara Tokyo tetapi menolak untuk naik pesawat yang ditujukan ke Minsk melalui Istanbul dan malah mendekati polisi untuk meminta bantuan.

Dalam sebuah film yang diunggah di media sosial, Tsimanouskaya juga meminta bantuan International Olympic Committee  (IOC).

"Saya berada di bawah tekanan, dan mereka berusaha membawa saya secara paksa ke luar negeri tanpa persetujuan saya," ujar Tsimanouskaya dalam pesan itu.

Baca Juga: Resmi! SIM C Dibagi Jadi 3 Golongan, Biaya Pembuatan Lebih Mahal?

Tetapi, Belarusian Olympic Committee mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pelatih telah memutuskan untuk menarik Tsimanouskaya dari pertandingan atas saran dokter tentang ‘keadaan emosional dan psikologisnya’.

Yuri Moisevich, selaku pelatih kepala atletik Belarusia, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa dia ‘bisa melihat ada sesuatu yang salah dengannya’

Yuri menyatakan Tsimanouskaya sering menyendiri atau tidak ingin berbicara.

Pada hari Senin, Mark Adams, juru bicara IOC, mengatakan para pejabat akan melanjutkan pembicaraan dengan Tsimanouskaya dan telah meminta laporan lengkap dari Belarusian Olympic Committee.

Pemerintah Jepang mengatakan Tsimanouskaya telah diamankan sementara oleh penyelenggara Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 dan IOC akan memeriksa niatnya.

"Jepang berkoordinasi dengan pihak terkait dan terus mengambil tindakan yang tepat," ujar Katsunobu Kato, Kepala Sekretaris Kabinet.

Insiden itu telah memusatkan perhatian baru pada perselisihan politik di Belarus, bekas negara Soviet yang dijalankan oleh Presiden lama Alexander Lukashenko.

Pihak berwenang di sana tanpa henti menindak perbedaan pendapat menyusul gelombang protes yang dipicu oleh pemilihan Agustus 2020 yang dikecam oleh oposisi politik negara itu karena adanya tuduhan kecurangan.

Lukashenko, yang menjabat sejak 1994, membantah tuduhan kecurangan suara terhadapnya.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler