Vaksinasi Covid-19, Bill Gates Prediksi Negara Miskin akan Tertinggal 8 Bulan untuk Dapat Vaksin

27 Januari 2021, 18:30 WIB
Bill Gates /instagram.com/thisisbillgates

ZONA BANTEN - Pendiri Microsoft Corporation Bill Gates mengungkapkan prediksinya terkait vaksinasi Covid-19 yang saat ini tengah dilakukan sebagian negara di dunia.

Menurut Bill Gates negara miskin di dunia bisa diprediksi akan terlambat mendapatkan akses vaksin Covid-19.

Meskipun sejumlah negara lainnya telah melakukan vaksinasi namun masalah distribusi menjadi kendala sendiri bagi negara yang tergolong miskin.

Baca Juga: Waspada! 10 Makanan Ini Bisa Jadi Racun Jika Dipanaskan Kembali, Termasuk Nasi, Ayam, dan Kentang

Menurut Gates, Negara yang tergolong miskin akan tertinggal enam hingga delapan bulan di belakang negara yang lebih kaya dalam mendapatkan akses ke vaksin Covid-19.

Vaksinasi Covid-19 sendiri dibutuhkan untuk melindungi populasi mereka terhadap pandemi, demikian menurut filantropi Bill Gates.

Dalam wawancara dengan Reuters, Gates menyebut peluncuran vaksin COVID-19 pertama sebagai "masalah distribusi yang sulit dan memberi tekanan pada lembaga global, pemerintah, dan pembuat obat."

Baca Juga: Miliki Risiko Kematian Lebih Tinggi, Ini Gejala Infeksi Virus Nipah yang Hampir Mirip Corona dan Pencegahanya

"Setiap politisi berada di bawah tekanan untuk mengajukan tawaran agar negara mereka bisa berada di urutan atas dalam antrean (pasokan vaksin)," kata Gates, Rabu.

Yayasan Bill dan Melinda Gates sejauh ini telah berkomitmen sebesar 1,75 miliar dolar AS (sekitar Rp24,7 triliun) untuk tanggapan global terhadap pandemi Covid-29.

Yayasannya telah menyalurkan miliaran dolar bantuan dana untuk inisiatif berbagi vaksin, seperti COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan didukung oleh sejumlah produsen vaksin.

Baca Juga: Pejabatnya Clubbing Saat Pengetatan Covid-19, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga Meminta Maaf

COVAX, yang dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI, bertujuan untuk memberikan 2,3 miliar dosis vaksin Covid-19 hingga akhir tahun, termasuk 1,8 miliar dosis ke negara-negara miskin secara gratis.

Fasilitas miliaran dosis vaksin yang diberikan secara cuma-cuma tersebut berharap dapat memulai pengiriman bulan depan.

Gates mengatakan pasokan vaksin melalui COVAX akan "sedang" pada awalnya.

Baca Juga: Demi Saingi TSMC, Samsung Investasi Lebih dari 10 Miliar Dollar untuk Bangun Pabrik Chip di AS

"Jumlah total dosis yang akan dimiliki GAVI (dan COVAX) pada paruh pertama tahun ini masih sangat sedang. Ya, mereka akan mendapatkan beberapa dosis, tetapi jika Anda membandingkan kapan mereka akan mencapai persentase cakupan yang sama dengan negara kaya, di situlah menurut saya enam sampai delapan bulan, berdasarkan skenario terbaik," kata dia.

CEO GAVI dan pemimpin bersama COVAX, Seth Berkley, memperingatkan adanya "kepanikan vaksin" dengan banyak negara mengejar kesepakatan bilateral dengan para produsen obat untuk mengamankan pasokan vaksin bagi mereka, bahkan mengancam mengambil langkah hukum jika pasokan terlambat.

Gates mengatakan tekanan seperti itu tidak membantu, mengingat perusahaan farmasi seperti Pfizer, BionTech, AstraZeneca, dan Moderna semuanya mengembangkan vaksin Covid-19 dalam waktu kurang dari setahun.

Baca Juga: Fakta Alzheimer: Penyakit yang Tidak Ada Obatnya, tapi Bisa Dicegah

"Jika Anda adalah perusahaan farmasi yang tidak membuat vaksin, Anda tidak berada di bawah tekanan. Tetapi orang-orang yang membuat vaksin---merekalah yang diserang," kata Gates.

"Ini adalah situasi klasik dalam kesehatan global, di mana para pendukung tiba-tiba menginginkan vaksin dengan harga nol dolar dan segera. Dan saya merasa seperti perusahaan farmasi yang terjun, ya, merekalah alasan kita dapat melihat akhir dari epidemi," Gates menambahkan.

Bill Gates yang pada Rabu menerbitkan laporan tahunan yayasannya yang menguraikan prioritas dan prediksinya, mengatakan dia yakin orang-orang yang tinggal di negara-negara kaya akan melihat pandemi berakhir, dengan kembali ke kehidupan yang lebih normal.

Baca Juga: Kebijakan Biden Batalkan Deportasi Imigran dan Bersihkan Aturan Imigrasi Trump Ditolak Pengadilan Federal

Mereka memprediksi pada akhir tahun ini, distribusi vaksin dapat diluncurkan ke sekitar 70 persen hingga 80 persen populasi mereka.

Dia juga menunjuk pada beberapa "optimisme" dari pandemi, termasuk pengembangan teknologi vaksin mRNA yang sangat dipercepat yang digunakan dalam vaksin produksi Pfizer-BioNtech dan Moderna.

Dalam lima hingga 10 tahun ke depan, kata Gates, vaksin mRNA akan menjadi lebih cepat dan lebih murah untuk dikembangkan, lebih mudah diukur, dan lebih stabil untuk disimpan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Asia Hadapi Ancaman Virus Nipah yang Miliki Tingkat Kematian Lebih Tinggi

Pengembangan vaksin jenis ini membuka peluang di masa depan untuk melawan penyakit seperti HIV dan malaria.

"Ini membawa harapan baru bagi vaksin yang belum ada, bahwa kita bisa mendapatkannya lebih cepat," kata Gates.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: REUTERS ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler