4 Jenis Mental Disorder Ini Bisa Dipelajari Dari Karakter Kartun, Yuk Simak Di Sini

- 26 Februari 2022, 19:27 WIB
4 karakter kartun yang dapat digunakan untuk mempelajari Mental Disorder
4 karakter kartun yang dapat digunakan untuk mempelajari Mental Disorder /Instagram - disneyfrozen, disneylittlemermaid, spongebob, beautyandthebeast

ZONABANTEN.com - Mental Disorder adalah penyakit yang menyerang kejiwaan. Penyakit ini seringkali tidak disadari karena tidak memperlihatkan perubahan fisik yang signifikan.

Penderita yang tidak menyadari Mental Disorder, berpotensi untuk mendapatkan solusi yang tidak tepat. Akibatnya, mungkin akan berakhir pada hal yang lebih buruk seperti kegilaan atau bunuh diri.

Untuk mencegah hal itu, maka kesadaran akan Mental Disorder sangatlah diperlukan. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran itu adalah melalui edukasi.

Baca Juga: Lirik Lagu Fiersa Besari – Petualangan, Kisahkan Seseorang yang Mencari Arti Hidup

Edukasi Mental Disorder dapat dilakukan dengan beberapa metode. Tetapi yang paling mudah dan paling murah adalah mempelajarinya dari karakter kartun.

Kartun biasanya memiliki kesan menyenangkan dan lucu. Memang sedikit aneh jika Mental Disorder ternyata dapat dipelajari melalui karakter kartun.

Tetapi seperti yang kita ketahui, kartun seringkali memuat hal yang berlebihan, sehingga dapat menjadi metode bagus untuk mempelajari Mental Disorder.

Dilansir dari Indiatimes.com, adapun karakter kartun yang dapat menjadi acuan untuk mempelajari Mental Disorder adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Pasien COVID-19 Memilki Kemungkinan Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental

  1. Elsa: Frozen

Karakter yang digambarkan sebagai ratu ajaib dari Arendelle ini, ternyata memiliki sisi gelap dalam hidupnya.

Seperti yang kita ketahui, Elsa memiliki kekuatan magis untuk memanipulasi es atau salju. Pada awalnya ia tidak bisa mengendalikannya dan melukai adiknya, sehingga memilih untuk mengurung diri.

Line dari lagu Let It Go yang dinyanyikan Elsa mungkin harus kamu perhatikan, "Jangan biarkan mereka masuk, jangan biarkan mereka melihat, Jadilah gadis baik yang selalu Anda inginkan, Sembunyikan, jangan rasakan, jangan biarkan mereka tahu".

Dari line itu, Elsa terlihat cemas akan sesuatu, dan mengkhawatirkan banyak hal. Ia juga memiliki harga diri yang rendah. Ini menjelaskan bahwa Elsa memiliki Depression and Anxiety.

Baca Juga: Mengalami Putus Cinta, 3 Tanda Kesedihan Ini Bisa Berarti Depresi

  1. Ariel: The Little Mermaid

Adalah hal yang biasa jika kita ingin menyimpan barang yang kita anggap berguna atau berjaga-jaga jika itu dibutuhkan lagi, atau menjaga barang yang penuh kenangan.

Tetapi bagaimana dengan Ariel si putri duyung? Jika kamu salah satu penonton The Little Mermaid, kamu akan mendapatkan Ariel yang senang mengumpulkan barang, tanpa tahu apa gunanya itu untuk hidupnya.

Jika kamu memiliki kebiasaan yang sama dengan Ariel, ada kemungkinan kamu memiliki kecenderungan Disposophobia.

Penderita Disposophobia akan memiliki kesulitan yang kronis untuk membuang barang-barang, karena merasa memiliki keterikatan pada barang-barang itu.

Baca Juga: Senang Menimbun Barang Tidak Terpakai? Mungkin Kamu Idap Hoarding Disorder

  1. Spongebob Squarepants

Spongebob adalah karakter yang periang. Sangat sulit dipercaya jika sahabat baik Patrick Star ini dapat merepresentasikan Mental Disorder.

Jika kamu memperhatikan setiap episode serial Spongebob Squarepants, kamu mungkin akan melihat saat-saat di mana ia memiliki kecanggungan, gangguan defisit perhatian, dan kecemasan.

Terutama pada episode “Musclebob Buffpants”, di mana terlihat ia memiliki pergumulan kuat dengan massa otot yang rendah. Ini juga akan dialami oleh orang-orang penderita Sindrom Williams-Beuren.

  1. Belle: Beauty And The Beast

Cinta Belle yang tidak memandang fisik The Beast, mungkin akan membuat banyak orang tersentuh. Tetapi apakah itu benar-benar cinta?

Baca Juga: Lakukan Pemeriksaan Secara Berkala untuk Mendeteksi Kanker Usus Besar

Jika kita perhatikan, kisah Belle ini memiliki kemiripan dengan sebuah kasus yang terjadi sekitar 49 tahun yang lalu, yaitu perampokan bank Sveriges Kreditbank di Stockholm, yang kemudian menciptakan istilah psikologi, Sindrom Stockholm.

Pada saat itu, dua orang perampok mendatangi Sveriges Kreditbank, dan menyandera sejumlah karyawan bank.

Tetapi ketika para sandera dibebaskan, mereka justru mencium para perampok, menunjukan simpati, bahkan membelanya.

Dari sini kita bisa lihat bahwa mungkin Belle tidak mencintai The Beast, melainkan hanya sebuah reaksi psikologi sebagai strategi bertahan hidup selama penyanderaan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Indiatimes.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x