Dari Delta Sampai Omicron, Inilah 10 Varian Covid dan Beragam Gejalanya yang Wajib Anda Ketahui

- 31 Januari 2022, 11:09 WIB
Sampai saat ini terdapat 10 varian virus corona atau COVID-19 yang telah berkembang sejak tahu 2019/Ilustrasi dari Adam Niescioruk/Unsplash
Sampai saat ini terdapat 10 varian virus corona atau COVID-19 yang telah berkembang sejak tahu 2019/Ilustrasi dari Adam Niescioruk/Unsplash /

ZONABANTEN.com - Virus corona atau COVID-19, mulai muncul di Wuhan, Tiongkok, pada tahun 2019.

Sudah lebih dari dua tahun mewabah, dunia masih terus berjuang seiring dengan munculnya banyak varian baru dari virus corona/COVID-19.

Dari Delta sampai Omicron, inilah 10 varian virus corona atau COVID-19 yang wajib anda ketahui.

Baca Juga: Hadiri Maulid Akbar Majelis Ta'lim Al-Bantani, WH: Pemerintah Inginkan Masyarakat Terbebas Dari Covid-19

1. Varian Delta

Varian Delta pertama kali diidentifikasi di negara India, dan menyebabkan adanya gelombang kedua virus di negara tersebut.

CDC mengklaim bahwa varian Delta dua kali lebih menular dari varian sebelumnya dan mungkin dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Mereka yang terkena varian Delta mengalami demam, batuk, kehilangan rasa, penciuman, dan kelelahan yang luar biasa.

Orang yang terkena varian virus Delta juga akan mengalami sakit tenggorokan, sakit kepala, dan diare. Namun gejala ini kurang umum terjadi.

2. Varian Delta Plus


Varian Delta Plus merupakan mutan dari varian Delta dan pertama kali ditemukan di Eropa pada Maret 2021.

Pemerintah India telah mengklasifikasikan Delta Plus sebagai varian yang mengkhawatiran di negara tersebut.

Orang yang terkena varian ini mengalami sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Omicron 91 Persen Lebih Kecil Kemungkinannya Menyebabkan Kematian Dibanding Varian Delta

3. Varian MU

Varian MU pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat pada bulan Januari 2021.

Organisasi Kesehatan Dunia lalu mengklasifikasikan MU sebagai 'varian yang menglobal'.

3 gejala utama varian MU adalah suhu tubuh tinggi, batuk terus-menerus, dan kehilangan indera perasa atau penciuman.

4. Varian Alpha

Varian Alpha diyakini dapat memblokir respons sistem kekebalan bawaan.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa varian memblokir sensor saluran udara, sehingga menghentikan proses di mana sensor ini 'memperingatkan' sistem kekebalan tentang keberadaan virus di dalam tubuh.

Karena varian tersebut telah mempelajari cara memblokir fungsi sensor, tubuh tidak dapat memproduksi interferon protein anti-virus.

Gejala varian Alpha diantaranya adalah demam, batuk dan sakit tenggorokan, kehilangan indera perasa dan penciuman, sesak napas, serta sulit berkonsentrasi.

5. Varian Beta

Seorang ilmuwan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine dan anggota Sage, John Edmunds, memperingatkan bahwa varian Beta mungkin tak akan mempan dengan vaksin Covid.

Gejala varian Beta adalah demam, indera penciuman yang hilang, sakit kepala, batuk terus-menerus, sakit perut, dan sakit tenggorokan.

Baca Juga: Update Covid-19: Moderna Tidak Mau Kalah! Kini Kembangkan Vaksin Khusus Delta dan Omicron

6. Varian Gamma

Varian Gamma pertama kali ditemukan di Brazil.

Sampel penelitian yang dikumpulkan di Manaus antara bulan November 2020 dan Januari 2021, menyoroti bahwa varian Gamma 1,4-2,2 kali lebih mudah menular.

Lebih lanjut menunjukkan bahwa ia mampu menghindari 25–61 persen kekebalan bawaan dari penyakit virus corona sebelumnya.

Gejala varian Gamma adalah demam, batuk kering, kelelahan ekstrem, dan hilangnya daya penciuman.

7. Varian Lambda

Varian ini pertama kali dilaporkan di Peru pada bulan Desember 2020.

Berdasarkan informasi dari NHS, gejala utamanya termasuk suhu tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan atau perubahan indera penciuman dan perasa.

8. Varian IHU

Varian baru bernama IHU ini ditemukan oleh para akademisi di Institut Infeksi Mediterranee IHU di Prancis.

Varian IHU dilaporkan menunjukkan strain yang membawa mutasi N501Y yang ada pada varian Alpha.

Para ilmuwan percaya strain baru ini juga membawa mutasi E484K sehingga membuatnya kebal vaksin.

Gejala varian IHU tak berbeda dari varian lain menurut para ahli. Gejalanya pun dinilai lebih ringan.

Baca Juga: Kasus Harian Tembus 17.500! Infeksi Covid-19 Semakin Meningkat Saat Omicron Tak Terkendali di Korea Selatan

9. Varian NeoCov


Sekelompok ilmuwan China dari Wuhan telah mengeluarkan peringatan terhadap varian baru virus corona bernama NeoCoV, yang dikatakan lebih mematikan dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi.

Peneliti China mempertimbangkan tingkat kematian yang menyatakan bahwa 'satu dari setiap tiga orang yang terinfeksi meninggal', menyoroti tingkat kematian yang lebih tinggi.

Para ilmuwan mengatakan bahwa NeoCoV ditemukan pada populasi kelelawar.

Belum ada informasi detail mengenai gejala varian NeoCov.

Walaupun dinilai lebih mematikan dari virus corona, peneliti menuturkan bahwa masyarakat tak perlu panik karena kehadiran varian virus baru ini.

10. Varian Omicron


Varian Omicron dari coronavirus ditemukan di Afrika Selatan pada bulan November 2021.

WHO mengklasifikasikan jenis yang terdeteksi di Afrika Selatan sebagai "varian yang menjadi perhatian."

Menjadi varian yang sangat menular, Omicron menyebabkan lonjakan besar kasus di seluruh dunia.

“Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan,” kata WHO.

"Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini dibandingkan dengan varian lain yang menjadi perhatian,"tambah pihak WHO.

Gejala varian Omicron adalah demam, batuk, pilek, badan terasa lelah, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan gangguan pencernaan. ***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Wio News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x