Bagaimana Cara Produsen Makanan dan Minuman Kemasan Menyembunyikan Gula

- 3 Januari 2022, 12:13 WIB
Bagaimana Cara Produsen Makanan dan Minuman Kemasan Menyembunyikan Gula/ Unsplash/ Dollar Gill
Bagaimana Cara Produsen Makanan dan Minuman Kemasan Menyembunyikan Gula/ Unsplash/ Dollar Gill /

ZONABANTEN.com – Makan banyak gula tambahan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Gula tambahan telah dikaitkan dengan penyakit seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Sebagian besar asupan gula harian disembunyikan dalam berbagai makanan dan minuman kemasan, bahkan banyak juga yang dipasarkan sebagai makanan sehat.

Berikut ini cara perusahaan atau produsen makanan menyembunyikan kandungan gula:

Baca Juga: Suga BTS Dikonfirmasi Pulih Covid-19, Suga: Keluar dari Karantina!

1. Menuliskan dengan Nama Lain

Gula adalah nama umum yang diberikan untuk karbohidrat rantai pendek yang memberi rasa manis pada makanan.

Namun, gula memiliki banyak bentuk dan nama yang berbeda-beda, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa.

Gula tambahan yang biasa ada dalam makanan dan minuman:

Baca Juga: DK Seventeen Berikan Hadiah Natal untuk Carat

- Gula bit/ beet sugar

- Gula merah/ brown sugar

- Gula mentega/ buttered sugar

- Gula tebu/ cane sugar

- Gula kelapa/ coconut sugar

- Gula jagung/ corn sugar

- Gula kurma/ date sugar

- Fruktosa kristal

- Maltosa

- Maltodekstrin

- Gula jawa

- Penala

- Palm sugar

- Rapadura sugar

- Sirup (agave nectar, carob syrup, golden syrup, honey/ madu, malt syrup, oat syrup, molasses, rice bran syrup, rice syrup/ sirup beras)

Baca Juga: Waduh, Reuni Harry Potter Ketauan Salah Pasang Foto Lama Emma Roberts sebagai Emma Watson 

2. Menggunakan Berbagai Jenis Gula

Bahan dicantumkan berdasarkan beratnya pada makanan kemasan, dengan bahan utama dicantumkan lebih dulu.

Produsen makanan sering memanfaatkan hal ini, untuk membuat produk mereka tampak lebih sehat.

Gula tambahan akan dicantumkan lebih jauh di daftar bahan, membuat produk menjadi terlihat rendah gula, padahal gula lah yang menjadi bahan utamanya.

Hal ini karena jika bahan dituliskan paling awal, itu menandakan bahwa makanan tersebut banyak mengandung bahan itu.

Baca Juga: Presenter Robby Purba Idap Kanker Payudara, Kok Bisa Menyerang Pria? Ini Penjelasannya 

3. Menambahkan Gula ke Makanan yang Tak Terduga

Gula pada sepotong kue atau permen, itu sudah jelas mengandung banyak gula tambahan.

Namun, beberapa produsen makanan menambahkan gula juga ke makanan yang dianggap tidak selalu manis, seperti sereal sarapan, saus spageti, dan yogurt.

Beberapa cangkir yogurt dapat mengandung sebanyak 6 sendok teh atau 29 gram gula.

Bahkan sereal gandum utuh, yang tampak seperti makanan sehat pun dapat dikemas dengan gula hingga 4 sendok teh atau 16 gram gula.

Baca Juga: Jadi Pasangan Dispatch 2022, Inilah Foto Bukti Kencan Hyomin dan Hwang Ui Jo di Swiss 

4. Menggabungkan Gula Tambahan dan Gula Alami

Makanan tertentu seperti buah-buahan, sayuran dan produk susu, mengandung banyak gula alami.

Meskipun beberapa buah mengandung gula alami dalam jumlah yang tinggi, serat, dan kandungan antioksidan yang dapat mengurangi kenaikan gula darah.

Serat dalam buah dan sayuran juga cukup mengenyangkan, hal itu membuat buah dan sayur sulit untuk dimakan secara berlebihan.

Selain itu, makanan utuh menyediakan banyak nutrisi bermanfaat yang dapat mengurangi risiko penyakit.

Ingatlah bahwa label makanan tidak membedakan antara gula alami dan gula tambahan, sebaliknya mereka mencantumkan semua gula dalam satu jumlah.

Baca Juga: Miris! Lebih dari 100 Wanita Muslim India ‘Dijual’ sebagai Pembantu Rumah Tangga di Aplikasi Lelang 

5. Menambahkan Klaim Kesehatan pada Produk

Produsen sering melapisi kemasan mereka dengan klaim kesehatan, membuat beberapa barang tampak sehat ketika mereka benar-benar banyak mengandung gula tambahan.

Contoh paling umum termasuk label seperti “alami”, “sehat”, “rendah lemak”, “diet”, dan “ringan”.

Meskipun produk-produk ini mungkin rendah lemak dan kalori, namun produsen makanan sering mengemas gula tambahan pada produk tersebut.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x