ZONABANTEN.com – Dalam perbincangan sehari-hari kita sering mendengar istilah peribahasa bagai makan buah simalakama.
Orang-orang sering menggunakan frasa bagai makan buah simalakama apabila sedang dalam keadaan serba salah dalam menentukan pilihan.
Bila mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa bagai makan buah simalakama mengacu pada perumpamaan buah yang jika dimakan atau tidak dimakan maka tetap akan membawa kesialan.
Tidak hanya dalam peribahasa, buah simalakama ada di kehidupan nyata.
Buah simalakama adalah buah yang biasa dikenal dengan sebutan mahkota dewa atau nama ilmiahnya phaleria mcrocarpa.
Sebelum matang warnanya hijau pekat, dan kemudian akan berubah menjadi merah merona ketika sudah matang.
Buah simalakama adalah buah yang memiliki kandungan racun yang cukup tinggi, terutama pada bagian bijinya.
Apabila seseorang memakannya akan berpotensi menyebabkan sariawan, mabuk hingga kejang-kejang.
Bahkan dosis berlebihan dari penggunaan buah ini juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, terutama untuk ibu hamil.
Baca Juga: Waspada Situs Palsu, Ini Cara Cek Penerima Bansos Kemensos Secara Online
Fakta menariknya, buah simalakama juga termasuk ke dalam jenis tanaman obat-obatan, yang berfungsi sebagai antikanker.
Selain itu, buah ini juga bermanfaat sebagai penghilang racun dalam tubuh, antialergi, antiradang, dan mengurangi kadar risiko penyakit jantung.
Beberapa fakta itulah yang mungkin akhinya memunculkan istilah buah simalakama, tersebut.
Pasalnya, selain bermanfaat buah simalakam juga mengandung racun yang dapat menimbulkan efek yang cukup serius apabila tidak hati-hati dalam pengolahannya.*** (Jurnal Sumsel/Merry Lestari)