Studi Terbaru: Sering Makan Gorengan Berhubungan dengan Kesehatan Mental

26 April 2023, 14:23 WIB
Sering makan gorengan berhubungan dengan kesehatan mental, menurut sebuah studi terbaru. /pixabay.com

ZONABANTEN.com - Sebuah studi baru dalam Prosiding National Academy of Sciences yang dirilis pada Senin, 24 April 2023, menunjukkan bahwa sering mengonsumsi gorengan berhubungan dengan kesehatan mental.

 

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa sering mengonsumsi makanan yang digoreng terutama makanan bertepung seperti kentang goreng sangat berkaitan dengan resiko kecemasan 12 persen lebih tinggi dan resiko depresi 7 persen lebih tinggi.

 

Para peneliti menyebut bahwa acrylamide atau akrilamida sebagai penyebab potensial perubahan kesehatan mental.

 

Akrilamida adalah kontaminan yang dihasilkan dalam makanan bertepung ketika digoreng, dipanggang, dibakar, atau dimasak pada suhu tinggi.

 

Menurut Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), akrilamida biasanya terbentuk pada produk kentang, biji-bijian, atau kopi.

 

Baca Juga: Indomie Ditarik dari Pasar Taiwan, Ini Penyebabnya

 

Temuan ini didasarkan pada data dari lebih 140 ribu orang di Inggris yang berbagi informasi tentang kesehatan dan kebiasaan diet mereka untuk database medis besar dan diikuti selama rata-rata 11 tahun.

 

Untuk studi baru ini, para peneliti di Cina mencari orang-orang dalam database tersebut yang mengonsumsi gorengan secara teratur. Para peneliti kemudian memeriksa apakah mereka mengalami lebih banyak gejala kecemasan atau depresi daripada orang-orang yang tidak makan gorengan sebanyak itu.

 

Seorang psikiatri gizi yang menempuh pendidikan di Universitas Harvard dan penulis This is Your Brain on Food, Uma Naidoo, tidak terlibat dalam penelitian ini, tapi ia mengatakan bahwa hasilnya sesuai dengan penelitian dan temuan klinisnya.

 

Ini bukan tentang makan kentang, karena kentang adalah makanan yang sehat dalam jumlah yang tidak berlebihan dan ada cara-cara yang sehat untuk memasak kentang. Tapi ini tentang metode menggoreng,” kata Naidoo, yang juga merupakan direktur psikiatri gizi dan gaya hidup di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, dilansir dari TODAY.com.

 

Baca Juga: Generasi Hikikomori Korea Selatan Lebih Tinggi dari Jepang, Ini Penyebabnya

 

Menurutnya, makanan cepat saji yang merupakan makanan standar di Amerika biasanya digoreng dengan minyak nabati yang pro-inflamasi dan lebih murah.

 

Hal ini menyebabkan lebih banyak peradangan di usus, yang lama-kelamaan menyebabkan peradangan di otak. 

 

Menurut sebuah penelitian, peradangan saraf seperti itu telah dikaitkan dengan kondisi seperti depresi dan kecemasan.

 

Untuk menghindari paparan akrilamida, Naidoo menyarankan untuk menggunakan api kecil saat memasak, seperti merebus kentang dan bukan menggorengnya. 

 

Baca Juga: Begini Persepsi Warga Korea Selatan Mengenai KDRT

 

Namun, jika masih menginginkan kentang goreng, kita bisa menggorengnya dengan cara diangin-anginkan, sehingga akan menghasilkan lebih sedikit akrilamida.

 

Untuk melindungi kesehatan mental secara umum, Naidoo juga merekomendasikan mengonsumsi makanan utuh dan alami yang diproses secara minimal. Kurangi makanan dengan tambahan gula, pengawet dan bahan kimia, serta kurangilah makanan yang digoreng.

 

Makanan yang tidak sehat dapat merusak mikrobioma dan memperburuk gejala depresi, tetapi pada saat yang sama mereka yang mengalami suasana hati yang buruk cenderung mencari makanan yang 'menenangkan' seperti gorengan dan makanan penutup,” katanya.

 

Namun, kami melihat bahwa ketika seseorang secara sadar memilih makanan utuh yang sehat, mereka mulai merasa lebih baik secara emosional dan lebih mungkin untuk terus membuat pilihan makanan yang sehat,” tutup Naidoo. ***

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: www.today.com

Tags

Terkini

Terpopuler